Diusulkannya hakim federal Brett Kavanaugh sebagai calon hakim Mahkamah Agung oleh Presiden Donald Trump telah memicu pertikaian yang sengit antara kubu Republik dan Demokrat.
Partai Republik telah menyambut Kavanaugh sebagai calon yang bisa menggeser Mahkamah Agung ke arah yang lebih konservatif selama satu generasi. Demokrat yang beroposisi telah bertekad akan menolak, karena takut penambahan Kavanaugh ke pengadilan tertinggi itu bisa membalikkan kemenangan yang diperjuangkan dengan keras mengenai aborsi dan hak-hak kaum gay.
Calon hakim Mahkamah Agung Brett Kavanaugh, tiba di Capitol bersama Wakil Presiden Mike Pence dan bertemu dengan ketua Fraksi Mayoritas Senat Mitch McConnell.
Mengenai pencalonan itu McConnell mengatakan, “Saya kira presiden membuat nominasi yang luar biasa dan kami menantikan proses konfirmasi dan itu akan terungkap dalam beberapa minggu ke depan.”
Presiden Trump mengumumkan nominasi Kavanaugh pada hari Senin (9/7) di Gedung Putih, di mana di antaranya dia mengatakan, “Yang penting bukanlah pandangan politik hakim, tetapi apakah mereka dapat mengesampingkan pandangan itu untuk melakukan apa yang diwajibkan oleh hukum dan Konstitusi."
Kavanaugh saat ini menjabat sebagai hakim federal dan sebelumnya bekerja di Gedung Putih untuk Presiden George W. Bush.
Mengenai peran seorang hakim, dia berpendapat, "Seorang hakim harus menafsirkan undang-undang seperti yang tertulis, dan seorang hakim harus menafsirkan Konstitusi sebagaimana tertulis, dengan pengetahuan luas mengenai sejarah, tradisi dan keputusan-keputusan sebelumnya sebagai contoh.”
“Are you ready for a fight?” (“Apakah Anda siap untuk bertarung?”)
Partai Demokrat segera mengisyaratkan pertarungan mengenai pencalonan Kavanaugh sebagai hakim Mahkamah Agung.
Di antara mereka yang memimpin serangan itu adalah ketua Fraksi Minoritas Senat Chuck Schumer. Dia mengatakan, “Bagi setiap orang Amerika yang peduli dengan kesehatan wanita, tentang perlindungan bagi penderita penyakit yang sudah diderita sebelumnya, tentang hak-hak sipil, hak-hak buruh, hak-hak LGBTQ, dan hak-hak lingkungan, sekarang adalah waktunya untuk bertarung.”
Jika berhasil dikonfirmasi, Brett Kavanaugh akan menggantikan Hakim Agung Anthony Kennedy yang akan segera pensiun.
Hakim Agung Kennedy sebelumnya adalah seorang konservatif yang berpihak dengan para hakim liberal yang minoritas dalam kasus-kasus penting, termasuk aborsi dan hak-hak kaum gay.
Mengenai pencalonan hakim agung ini, analis John Fortier dari Bipartisan Policy Center, lembaga penelitian kebijakan bipartisan, mengatakan, “Kedua belah pihak merasa bahwa banyak yang dipertaruhkan. Hakim Mahkamah Agung secara garis besar terbagi menjadi lima lawan empat pada sisi konservatif, tetapi Anthony Kennedy adalah hakim agung yang paling sering menjadi penentu keputusan. Dia akan bergerak dari sisi konservatif ke sisi liberal pada sejumlah isu penting.”
Fraksi Republik di Senat hanya memiliki mayoritas tipis, tetapi Fraksi Demokrat akan kesulitan menghadang Kavanaugh, kata Stacy Hawkins, dari Rutgers University.
“Yang terbaik yang dapat mereka harapkan adalah bahwa pencalonan ini benar-benar akan menyulut bukan saja isu pemilihan paruh waktu, tetapi juga pemilihan presiden 2020, dan bahwa Partai Demokrat akan jauh lebih bersemangat mengenai penentuan hakim Mahkamah Agung sebagai isu penentuan pemberian suara politik yang penting dalam pemilihan.”
Partai Republik berharap bisa mengukuhkan Kavanaugh sebelum sebelum masa sidang Mahkamah Agung berikutnya pada bulan Oktober. [lt/uh]