Afghanistan, penghasil opium nomor satu di dunia, sedang bersiap-siap menghadapi panen raya tanaman candu itu tahun ini, karena para petani telah memperluas ladang-ladang poppy ke kawasan-kawasan dimana tanaman itu belum pernah dikembangkan sebelumnya.
“Sayangnya, produksi bahan narkotik itu akan naik tahun ini,” kata Javed Qaem, wakil menteri urusan pemberantasan narkoba Afghanistan. Qaem mengatakan pada donor internasional yang berkumpul di Kabul hari Selasa bahwa “kami prihatin produksi narkotika akan naik tahun ini, termasuk dari daerah-daerah dimana belum pernah dihasilkan opium.” Opium adalah bahan baku untuk membuat morphin dan heroin.
Kekhawatiran menteri Qaem itu timbul karena pemberontak Taliban yang berperang melawan pasukan pemerintah di kawasan pedesaan, mendapat ratusan juta dollar dari hasil penjualan dan pemajakan bahan narkotika itu.
Menurut pejabat Amerika, 60 persen dana perang Taliban berasal dari penjualan narkotik. Afghanistan dianggap sebagai penghasil opium terbesar di dunia, sumber sekitar 90 persen heroin yang beredar di dunia.
Karena penanaman poppy meningkat, para pejabat intelijen Amerika memperingatkan Afghanistan kemungkinan akan menghadapi lebih banyak kekerasan bersenjata tahun ini.[ii]