Produsen mobil papan atas Jepang, termasuk di antaranya Toyota, terpaksa menghentikan produksi di Rusia menyusul sanksi yang diberlakukan oleh pihak Barat terkait invasi Moskow ke Ukraina. Sanksi tersebut telah mengacaukan jaringan logistik dan memotong rantai pasokan sehingga perekonomian Rusia semakin terisolasi.
Toyota Motor juga mengatakan ekspor kendaraannya ke Rusia telah dihentikan tanpa batas waktu, mengikuti langkah serupa yang dilakukan oleh rivalnya, Honda Motor dan Mazda Motor.
Banyak perusahaan Barat telah menolak Rusia setelah negara tersebut menginvasi Ukraina. Beberapa bahkan menutuskan untuk hengkang dari Rusia, tetapi beberapa perusahaan Jepang mengambil sikap yang lebih samar.
Banyak perusahaan Barat telah menolak Rusia setelah serangannya. Beberapa bahkan menutuskan untuk hengkang, tetapi beberapa perusahaan Jepang mengambil sikap yang lebih samar.
Toyota adalah merek Jepang yang sangat populer di Rusia, di mana mereka memproduksi sekitar 80.000 kendaraan di pabriknya di St. Petersburg yang mempekerjakan 2.000 staf.
Perusahaan mobil global termasuk Mercedes-Benz, Ford dan BMW juga telah berhenti membuat dan mengekspor mobil ke Rusia dan jalur pelayaran terbesar di dunia, MSC dan Maersk menangguhkan pengiriman kontainer ke dan dari negara tersebut.
Maersk mengatakan pada Rabu (2/3) bahwa pengiriman bahan makanan dan pasokan medis ke Rusia berisiko rusak karena penundaan yang signifikan di pelabuhan dan bea cukai.
Sanksi Barat, termasuk mendepak beberapa bank Rusia dari jaringan keuangan global SWIFT, telah menyebabkan puluhan perusahaan global menghentikan ekspor dan menghentikan operasi di negara itu. Tindakan tersebut memukul rubel dan memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga. [ah/rs]