Bahan-bahan kimia penyebab kanker dan obat-obatan seperti antibiotik mencemari banyak danau, sungai dan persediaan air minum di Amerika. Filter-filter karbon yang diaktifkan dapat menghilangkan sekitar 40 persen karsinogen dan antibiotik dari perairan itu. Tapi sebuah filter kecil bertenaga matahari yang terbuat dari dua protein bakteri menyerap lebih dari 50 persen polutan.
Selain itu, filter – yang dikembangkan sebuah tim di Universitas Cincinnati - dapat melepaskan antibiotik yang disaring agar antibiotik itu dapat digunakan kembali.
Antibiotik dan bahan kimia memasuki perairan melalui limbah dan kikisan lahan dan peternakan. Zat-zat itu dapat mengembangbiakkan bakteri resisten dan membunuh mikroorganisme penting, menurunkan kesehatan ekosistem perairan.
Nano-filter itu, yang masing-masing lebih kecil dari diameter rambut manusia, memanfaatkan sebuah protein yang digunakan oleh bakteri yang resistan terhadap obat untuk mengeluarkan limbah, namun para peneliti telah memutarbalikannya sehingga menghisap senyawa. Protein lainnya, yang merespon sinar matahari, memberikan tenaga kepada filter itu untuk memompa.
Insinyur lingkungan David Wendell, salah seorang pengembang filter itu, menyebut inovasi itu sebagai cara yang ramah lingkungan dan hemat biaya untuk mengekstrak dan mengambil antibiotik dari permukaan air. Dia meramalkan kemungkinan bahwa, suatu hari, sekumpulan nano-filter bisa mengalir dari daerah perkotaan atau pertanian untuk menangkap senyawa berbahaya dari dalam air.
Rincian dari pengembangan dan pengujian filter baru itu muncul dalam jurnal Nano Letters.
Selain itu, filter – yang dikembangkan sebuah tim di Universitas Cincinnati - dapat melepaskan antibiotik yang disaring agar antibiotik itu dapat digunakan kembali.
Antibiotik dan bahan kimia memasuki perairan melalui limbah dan kikisan lahan dan peternakan. Zat-zat itu dapat mengembangbiakkan bakteri resisten dan membunuh mikroorganisme penting, menurunkan kesehatan ekosistem perairan.
Nano-filter itu, yang masing-masing lebih kecil dari diameter rambut manusia, memanfaatkan sebuah protein yang digunakan oleh bakteri yang resistan terhadap obat untuk mengeluarkan limbah, namun para peneliti telah memutarbalikannya sehingga menghisap senyawa. Protein lainnya, yang merespon sinar matahari, memberikan tenaga kepada filter itu untuk memompa.
Insinyur lingkungan David Wendell, salah seorang pengembang filter itu, menyebut inovasi itu sebagai cara yang ramah lingkungan dan hemat biaya untuk mengekstrak dan mengambil antibiotik dari permukaan air. Dia meramalkan kemungkinan bahwa, suatu hari, sekumpulan nano-filter bisa mengalir dari daerah perkotaan atau pertanian untuk menangkap senyawa berbahaya dari dalam air.
Rincian dari pengembangan dan pengujian filter baru itu muncul dalam jurnal Nano Letters.