Kota Ferguson di negara bagian Missouri, Amerika Serikat, menghadapi malam kedua kerusuhan dan demonstrasi solidaritas yang diadakan di seluruh Amerika untuk memrotes keputusan dewan juri untuk tidak mendakwa polisi kulit putih yang menembak mati seorang pemuda kulit hitam yang tidak bersenjata.
Lebih dari 2.000 tentara Garda Nasional telah ditempatkan di Ferguson untuk berjaga-jaga supaya tidak terjadi kerusuhan baru yang berlatar belakang ras, seperti yang pecah Senin malam (24/11) setelah diumumkan bahwa tuduhan tidak akan dikenakan terhadap polisi Darren Wilson.
Wartawati VOA, Ayesha Tanzeem, yang berada di Ferguson, mengatakan tidak lagi terjadi penjarahan luas seperti yang tampak pada malam pertama protes, ketika lebih dari 12 gedung dibakar dan sedikitnya 61 orang ditangkap.
Ketegangan meningkat Selasa malam, ketika sekelompok pemrotes mulai memecahkan jendela dan membakar satu mobil polisi di depan kantor walikota Ferguson.
Sejumlah besar polisi anti-huru-hara dan pasukan Pengawal Nasional mendekati daerah itu dalam kendaraan lapis baja dan memerintahkan pemrotes agar bubar.
Kepolisian distrik St. Louis mengatakan melalui Twitter bahwa daerah itu telah dinyatakan tempat berkumpul ilegal dan bahwa orang yang tidak mau meninggalkannya akan ditangkap. Lokasi itu kemudian sepi dalam waktu setengah jam.
Polisi juga mengatakan ada laporan bahwa botol-botol dan kembang api dilemparkan ke arah polisi.
Penembakan Michael Brown yang berusia 18 tahun sampai mati telah membakar ketegangan dan mengangkat ke permukaan keprihatinan akan kekerasan polisi dan diskriminasi rasial di pinggir St. Louis yang mayoritas kulit hitam itu dan di seluruh Amerika.
Pada Selasa, demonstran berpawai dan menghentikan lalu lintas di kota-kota termasuk St. Louis, Cleveland di Ohio dan Seattle di Washington. Di Washington DC, demonstran mengadakan protes dengan tergeletak di atas tanah di depan kantor polisi.
Para demonstran di New York juga menghambat lalu-lintas di jembatan dan Terowongan Lincoln, yang menyebabkan sejumlah orang ditangkap.