Ribuan warga Belarus menggelar demonstrasi massal, Rabu malam (23/9) untuk mengecam pelantikan Presiden Alexander Lukashenko yang dilakukan secara diam-diam.
Pasukan keamanan di ibu kota Minsk menembakkan meriam air ke arah pengunjuk rasa dan menyeret puluhan di antaranya setelah kantor berita Belarus, Belta, melaporkan bahwa Lukashenko, 66 tahun, dilantik untuk masa jabatan keenam, menentang demonstrasi massal yang menuntut diakhirinya pemerintahan Lukashenko selama 26 tahun setelah pemilu yang kontroversial bulan lalu.
Lukashenko bersikeras ia memenangkan pemilu 9 Agustus dengan telak yaitu mendapat 80 persen suara, terlepas dari klaim yang beredar luas di dalam dan di luar negeri bahwa pemungutan suara itu sangat dicurangi agar ia tetap berkuasa.
“Kita tidak sekadar memilih seorang presiden. Kita mempertahankan nilai-nilai kita, kehidupan damai kita, kedaulatan kita dan kemandirian kita,” kata Lukashenko dalam pidatonya kepada ratusan pejabat yang hadir dalam pelantikan dan terlihat murung.
“Saya tidak dapat, saya tidak punya hak untuk mengabaikan rakyat Belarus”, katanya. Meskipun Lukashenko bersikeras mengenai mandatnya itu, sedikit saja tanda-tanda merayakannya.
Pihak berwenang menutup ibu kota Minsk bagi iring-iringan kendaraan Lukashenko sebelum acara pelantikan, yang tidak disiarkan melalui televisi pemerintah.
Pelantikan itu tidak dihadiri pejabat asing termasuk perwakilan dari Rusia, sekutu terdekat Lukashenko.
Dalam wawancaranya bersama VOA, Senator Amerika, Jack Reed, seorang anggota komite Angkatan Bersenjata Senat mengatakan, pelantikan secara diam-diam merupakan indikasi bahwa Lukashenko telah kehilangan dukungan dari rakyat Belarus. [lj/uh