Dalam pernyataan di halaman Facebooknya, Jumat (20/5), juru bicara Angkatan Darat Mesir Brigadir Jenderal Mohammed Samir mengatakan “barang-barang pribadi penumpang dan bagian dari puing-puing pesawat” ditemukan mengambang di laut.
Tim SAR sedang menjelajahi Laut Tengah, Jumat (20/5), mencari puing-puing pesawat EgyptAir yang jatuh ke laut saat mendekati Kairo dalam penerbangan dari Paris. Jumat pagi, tiga penyelidik Perancis dan ahli teknis Airbus tiba di Kairo untuk membantu penyelidikan.
Mesir dan Yunani mengerahkan pesawat dan kapal angkatan laut untuk mencari pesawat yang hilang itu, dan tim Perancis diharapkan bergabung kemudian. AS mengirim pesawat pengintai untuk membantu pencarian.
Pesawat Airbus dengan 66 orang di dalamnya hilang dari radar Kamis (19/5) sesaat setelah memasuki wilayah udara Mesir dalam penerbangan empat jam dari Perancis.
Menteri Luar Negeri Perancis, Jumat (20/5), menolak komentar luas bahwa terorisme yang menyebabkan kecelakaan penerbangan EgyptAir, dan mengatakan belum ada indikasi bagaimana sebenarnya pesawat itu jatuh.
"Kami sedang melihat segala kemungkinan, tetapi tidak condong ke satu dibanding yang lain karena kami sama sekali tidak memiliki indikasi tentang penyebab kecelakaan," kata Jean-Marc Ayrault di televisi Perancis.
Di Kairo, Menteri Penerbangan Mesir Sherif Fathy mengatakan Perancis akan bertanggung jawab atas kelalaian keamanan jika terorisme ditemukan sebagai penyebab kecelakaan itu. Dia juga kembali mengemukakan teori bahwa terorisme lebih besar kemungkinannya dari pada masalah mekanis sebagai penyebab kecelakaan itu.
"Jika terbukti bahwa ini adalah tindakan sabotase, maka kita harus tahu dan mengakui bahwa pesawat ini berasal dari Perancis dan bukan dari Mesir," katanya. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden maut itu. [as/uh]