Tautan-tautan Akses

Puluhan Anggota Parlemen Oposisi India Protes Penangguhan Mereka dari Parlemen oleh Pemerintah


Gedung parlemen India pada hari pembukaan sidang parlemen di New Delhi, India, 17 Juni 2019. (Foto: REUTERS/Adnan Abidi)
Gedung parlemen India pada hari pembukaan sidang parlemen di New Delhi, India, 17 Juni 2019. (Foto: REUTERS/Adnan Abidi)

Puluhan anggota parlemen oposisi, yang diskors dari Parlemen oleh pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi karena menghalangi proses persidangan, menggelar aksi protes jalanan pada hari Kamis (21/12) dengan menuduh pemerintah menghambat demokrasi di negara tersebut.

Mereka berpawai sebentar di luar gedung Parlemen di New Delhi di balik spanduk besar bertuliskan “Selamatkan Demokrasi” dan membawa plakat-plakat bertuliskan “Demokrasi dalam bahaya.” Penangguhan tersebut terjadi ketika para legislator akan membahas rancangan undang-undang reformasi pidana yang kontroversial.

Lebih dari 140 anggota parlemen oposisi diskors dari dua majelis Parlemen selama seminggu terakhir karena menuntut penjelasan dari Menteri Dalam Negeri Amit Shah tentang pelanggaran keamanan pada 13 Desember ketika dua penyusup menyerbu ruangan dengan melompat dari galeri pengunjung dan mengeluarkan tabung asap kuning. Kedua orang itu menciptakan kepanikan di kalangan anggota parlemen dan mengganggu proses parlemen.

Salah satu penyusup melompat dari satu kursi ke kursi lain sebelum ia disergap beberapa anggota parlemen dan staf keamanan dan kemudian ditangkap. Polisi juga telah menangkap beberapa kaki tangannya di luar gedung Parlemen. Para penyusup mengaku ingin menyoroti perhatian pemerintah terhadap meningkatnya pengangguran di negara tersebut.

Anggota parlemen oposisi menuntut diadakannya diskusi di Parlemen mengenai pelanggaran keamanan itu, namun mereka malah dituduh menciptakan kekacauan.

Sharad Pawar, seorang pemimpin oposisi terkemuka, mengatakan tindakan pemerintah tersebut menandai skorsing tertinggi yang pernah terjadi terhadap anggota parlemen.

Mallikarjun Kharge, presiden partai Kongres, berkata, "Jika perdana menteri dan menteri dalam negeri tidak berbicara di parlemen, lalu di mana mereka akan berbicara?"

Para pemimpin pemerintah meminta para anggota oposisi menunggu temuan penyelidikan pelanggaran keamanan itu. Pihak oposisi memblokir jalannya sidang Parlemen selama beberapa hari dengan mengibarkan slogan-slogan anti-pemerintah dan membawa plakat-plakat ke dalam majelis.

Para anggota yang diskors kini dilarang memasuki ruang Parlemen. Penangguhan ini akan berlangsung hingga Jumat ketika sidang parlemen musim dingin saat ini berakhir.

Pemerintahan partai nasionalis Hindu yang berkuasa terus memperjuangkan agenda legislatifnya meskipun ada penangguhan terhadap puluhan anggota parlemen. Mereka di antaranya berusaha meloloskan tiga rancangan undang-undang yang berupaya merombak undang-undang pidana. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG