Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi kota Volgograd, lokasi berlangsungnya dua aksi pemboman bunuh diri pada hari Minggu dan Senin yang menewaskan 34 orang.
Dalam pidato televisi, Putin mengatakan tidak ada pembenaran bagi kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil, khususnya perempuan dan anak.
Hari Selasa, dalam pidato tahunan Tahun Barunya, Putin berjanji akan memerangi teroris hingga mencapai kehancuran penuh. Ia mengatakan, pada masa negara sedang mengalami masa yang paling sulit, Rusia selalu bersatu dan kokoh.
Menanggapi pemboman itu, pihak berwenang Rusia telah mengerahkan lebih dari 5.000 personil keamanan di dan sekitar Volgograd.
Pada serangan hari Senin, sebuah bom menghancurkan bis troli, menewaskan 16 orang dan melukai 30 lainnya. Sehari sebelumnya, seorang pembom bunuh diri meledakkan bom di pintu masuk pemeriksaan di stasiun utama kereta kota itu dan mengakibatkan 18 orang tewas.
Seorang juru bicara dinas penyelidikan utama Rusia mengatakan, bom hari Senin serupa dengan yang digunakan pada serangan hari Minggu, dan mengukuhkan kecurigaan bahwa kedua peristiwa itu berhubungan.
Kementerian Luar Negeri Rusia membandingkan serangan itu dengan serangan-serangan serupa di Amerika, Irak dan Nigeria. Kementerian itu menyerukan solidaritas internasional dalam memerangi terorisme.
Dalam pidato televisi, Putin mengatakan tidak ada pembenaran bagi kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil, khususnya perempuan dan anak.
Hari Selasa, dalam pidato tahunan Tahun Barunya, Putin berjanji akan memerangi teroris hingga mencapai kehancuran penuh. Ia mengatakan, pada masa negara sedang mengalami masa yang paling sulit, Rusia selalu bersatu dan kokoh.
Menanggapi pemboman itu, pihak berwenang Rusia telah mengerahkan lebih dari 5.000 personil keamanan di dan sekitar Volgograd.
Pada serangan hari Senin, sebuah bom menghancurkan bis troli, menewaskan 16 orang dan melukai 30 lainnya. Sehari sebelumnya, seorang pembom bunuh diri meledakkan bom di pintu masuk pemeriksaan di stasiun utama kereta kota itu dan mengakibatkan 18 orang tewas.
Seorang juru bicara dinas penyelidikan utama Rusia mengatakan, bom hari Senin serupa dengan yang digunakan pada serangan hari Minggu, dan mengukuhkan kecurigaan bahwa kedua peristiwa itu berhubungan.
Kementerian Luar Negeri Rusia membandingkan serangan itu dengan serangan-serangan serupa di Amerika, Irak dan Nigeria. Kementerian itu menyerukan solidaritas internasional dalam memerangi terorisme.