Para pemain kunci dalam konflik Ukraina – Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden AS Joe Biden – mewakili tiga gaya kepemimpinan yang berbeda, demikian menurut Samuel Hunter dari Universitas Nebraska di Omaha.
“Kita jarang menyaksikan setiap gaya itu. Acapkali gaya yang sama beradu satu sama lain, ”kata Hunter, seorang profesor psikologi industri dan organisasi. "Tetapi dalam skenario ini, kita melihat tiga gaya tersebut di panggung dunia."
Menurut Hunter ada berbagai jalan menuju kepemimpinan, dan tidak ada satu cara yang sempurna untuk memimpin.
Putin adalah pemimpin ideologis, kata psikiater Kenneth Dekleva, seorang cendekiawan senior di Yayasan George H. W. Bush untuk Hubungan AS-Tiongkok, yang telah mempelajari mantan agen KGB (badan intelijen asing dan keamanan domestik Uni Soviet) selama 20 tahun.
“Ia adalah pemimpin otoriter yang kejam yang telah melakukan tindakan kejam selama dua dekade terakhir,” kata Dekleva. “Sampai invasi Ukraina, dia adalah ahli taktik dan strategi yang sangat cerdas.”
Zelenskyy tampil sebagai presiden yang karismatik. Mantan aktor dan komedian itu mengejutkan banyak orang dengan keberanian dan tekadnya setelah Rusia menginvasi negaranya pada 24 Februari.
“Pemimpin karismatik dipersonifikasikan dalam beberapa cara berbeda. Tetapi beberapa hal yang menjadi ciri mereka adalah menumbuhkan, harapan, perubahan dan acapkali meskipun tidak selalu, juga membangkitkan emosi positif, berbicara tentang masa depan yang lebih cerah dan melakukan perubahan untuk membuat segalanya lebih baik,” kata Hunter. “Jadi, dalam banyak hal, Zelenskyy memilikinya yang menarik khalayak luas, massa, dan pesan yang luas.”
Biden, yang telah memimpin tanggapan Barat terhadap serangan Rusia di Ukraina, adalah contoh pemimpin pragmatis.
“Biden mewakili jalur pragmatis,” kata Hunter. “Pemimpin pragmatis adalah pemecah masalah. Mereka seringkali sangat rasional, didorong oleh data, oleh angka-angka. Dan dalam banyak hal, pemimpin pragmatis itu membosankan.”
Biden telah berkecimpung dalam politik sejak 1972, ketika ia pertama kali terpilih menjadi anggota Senat AS. Ia terpilih kembali enam kali sebelum menjabat sebagai wakil presiden untuk Presiden Barack Obama selama delapan tahun. [my/lt]
