Qatar mengusulkan pengiriman tentara Arab ke Suriah untuk mencegah pertumpahan darah di negara itu, dimana aksi kekerasan telah meluas meskipun Liga Arab telah mengirim tim pemantaunya untuk memonitor situasi itu.
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan di jaringan televisi Amerika hari Minggu, Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani mengatakan sejumlah tentara Arab seharusnya dikirim ke Suriah untuk menghentikan pembunuhan, yang menurut PBB diperkirakan mencapai lebih dari lima ribu jiwa, sejak pergolakan dimulai bulan Maret 2011 lalu. Namun Pemerintah Suriah mengatakan dua ribu anggota pasukan keamanan telah tewas oleh teroris bersenjata.
Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani merupakan pemimpin Arab pertama yang menyampaikan dukungan intervensi militer Arab ke Suriah, dimana para demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Bashar Al-Assad. Ia mengatakan misi tim pemantau Liga Arab yang dikirim ke Suriah tanggal 26 Desember, telah membuat kesalahan, dan bantuan PBB diperlukan untuk memulihkan pengawasan atas pemerintah Suriah itu.
Komentar Emir tersebut disampaikan pada waktu para pengamat Liga Arab berada di Suriah untuk mengetahui apakah Pemerintahan Assad memenuhi janjinya untuk mengakhiri penumpasan 10 bulan terhadap para demonstran. Presiden Assad telah berjanji akan menarik pasukan keamanan dari kota-kota, membebaskan tahanan politik, dan mengizinkan protes-protes anti pemerintah.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassim al Thani memimpin Komisi Liga Arab mengenai masalah Suriah.
Sementara itu aksi kekerasan terus berlanjut hari Sabtu. Badan Pemantau HAM Suriah yang bermarkas di Inggris mengatakan sejumlah orang tewas di beberapa tempat terpisah di Suriah, termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dan seorang laki-laki berusia 27 tahun di kota Homs.