Menteri Energi Qatar, Selasa (1/2) kepada Uni Eropa mengatakan bahwa negaranya tidak dapat menyelamatkan Eropa sendirian jika Rusia memutuskan pasokan gas di tengah meningkatnya ketegangan di Ukraina.
Akan tetapi Menteri Saad al-Kaabi mengatakan kepada Komisaris Energi Uni Eropa, Kadri Simson bahwa Qatar siap membantu Eropa "pada saat dibutuhkan".
Amerika Serikat mengusulkan sebuah opsi bagi Qatar, sebagai salah satu produsen gas terkemuka di duniaberperan sebagai pemasok bagi negara-negara Eropa Barat dalam sejumlah pembicaraan, demikian menurut beberapa pejabat.
Krisis Ukraina menjadi topik utama dalam pertemuan pada Senin lalu antara Presiden AS Joe Biden dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.
Dalam sebuah konferensi video, Kaabi menyampaikan kepada pejabat Uni Eropa bahwa Qatar berharap ketegangan di Eropa dapat diselesaikan melalui diplomasi.
"Qatar siap mendukung mitra-mitra kami di seluruh dunia pada saat dibutuhkan," Kaabi menegaskan.
Namun “volume gas yang dibutuhkan Uni Eropa tidak dapat digantikan oleh siapa pun secara sepihak, tanpa mengganggu pasokan ke wilayah lain di seluruh dunia. Keamanan energi Eropa memerlukan upaya kolektif dari banyak pihak,” tambahnya.
Qatar mengatakan sudah mengupayakan produksi penuh dan para ahli berpandangan Eropa hanya bisa mendapatkan pasokan darurat jika
pelanggan utama di Asia Timur, termasuk Jepang dan Korea Selatan, setuju untuk mengalihkan beberapa pengiriman untuk mereka.
Amerika Serikat juga telah berbicara dengan Australia tentang pasokan gas dan negara itu akan mampu menyediakan gas alamnya sendiri. [mg/jm]