Dalam pidato selama dua menit di hadapan Dewan Suro, yang disiarkan langsung televisi, Raja Salman menggarisbawahi kebijakan-kebijakan dalam dan luar negeri, yang menurutnya ditujukan untuk kepentingan dunia Arab, Islam dan sekaligus memberantas teroris.
“Kebijakan luar negeri Kerajaan mematuhi prinsip-prinsip yang telah ditetapkan, komitmen pada perjanjian-perjanjian internasional, yang membela kepentingan Arab dan Islam, guna melawan teroris dan mencapai keamanan dan stabilitas di dunia.”
Sejak berkuasa bulan Januari lalu setelah kematian abang tirinya, Raja Abdullah, Salman telah menjadikan keamanan sebagai keprihatinan paling utama.
Dua bulan setelah berkuasa, Salman melancarkan ofensif ke Yaman terhadap pemberontak Syiah yang didukung Iran, yang dikenal sebagai Houthi, yang telah menguasai ibukota dan kota-kota lain di negara itu, memaksa presiden dan pemerintah yang diakui internasional mengungsi selama beberapa bulan di Arab Saudi.
Bulan April lalu Raja Salman menetapkan arah baru bagi kerajaan itu di masa depan, dengan membentuk garis suksesi dan menjadikan keponakannya, Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef, sebagai penerus. Putranya yang berusia 30 tahun, Mohammed bin Salman, ditunjuk menjadi menteri pertahanan dan urutan kedua tahta kerajaan. [em/ii]