Rakyat di seluruh Amerika Serikat menikmati hari libur nasional Senin (20/1) untuk memperingati hari kelahiran pemimpin hak-hak sipil yang tewas dibunuh, Martin Luther King, Jr.
Hari libur itu ditetapkan 1983 ketika presiden waktu itu, Ronald Reagan, menandatangani rancangan undang-undang yang memilih hari Senin ketiga Januari untuk menghormati King, yang lahir 15 Januari 1929 di Atlanta, Georgia, bagian tenggara AS.
Kongres Amerika pada 1994 menetapkan hari libur King sebagai hari pelayanan nasional, langkah yang bertujuan mendorong rakyat Amerika untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek kemasyarakatan.
King pertama kali menarik perhatian nasional atas perjuangannya pada 1955 ketika ia memimpin pemboikotan bus umum di kota Montgomery, Alabama, yang berhasil memaksa kota itu mengakhiri praktik pemisahan penumpang kulit hitam dalam bus.
Ia seterusnya menjadi tokoh yang paling terkemuka dalam Gerakan Hak-Hak Sipil pada 1950-an dan 60-an, yang mengilhami jutaan orang dengan pidatonya yang terkenal “I Have a Dream” pada waktu pawai gerakan hak-hak sipil 1963 di Washington.
Hari libur itu ditetapkan 1983 ketika presiden waktu itu, Ronald Reagan, menandatangani rancangan undang-undang yang memilih hari Senin ketiga Januari untuk menghormati King, yang lahir 15 Januari 1929 di Atlanta, Georgia, bagian tenggara AS.
Kongres Amerika pada 1994 menetapkan hari libur King sebagai hari pelayanan nasional, langkah yang bertujuan mendorong rakyat Amerika untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek kemasyarakatan.
King pertama kali menarik perhatian nasional atas perjuangannya pada 1955 ketika ia memimpin pemboikotan bus umum di kota Montgomery, Alabama, yang berhasil memaksa kota itu mengakhiri praktik pemisahan penumpang kulit hitam dalam bus.
Ia seterusnya menjadi tokoh yang paling terkemuka dalam Gerakan Hak-Hak Sipil pada 1950-an dan 60-an, yang mengilhami jutaan orang dengan pidatonya yang terkenal “I Have a Dream” pada waktu pawai gerakan hak-hak sipil 1963 di Washington.