Presiden Afrika Selatan telah menyampaikan gambaran buruk mengenai korupsi yang mencemari partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa.
Cyril Ramaphosa, dalam surat tertanggal 23 Agustus 2020 yang dikirim kepada seluruh anggota ANC, memulai kritiknya dengan kontroversi sekitar pemberian kontrak untuk membantu negara itu menangani wabah Covid-19.
“Apa yang telah menyebabkan kemarahan terbesar adalah ada perusahaan-perusahaan swasta dan individu-individu (termasuk pegawai negeri) yang telah mengeksploitasi krisis besar kesehatan, sosial dan ekonomi untuk memperkaya diri mereka sendiri,” sebut surat itu. “Ini adalah pengkhianatan tak termaafkan bagi jutaan warga Afrika Selatan yang terkena dampak negatif Covid-19, yang mengalami kelaparan setiap hari, keputusasaan dan pengangguran.”
Ramaphosa juga menulis dalam surat itu bahwa telah terungkap ”miliaran rand yang seharusnya digunakan untuk transportasi umum yang lebih baik, untuk infrastruktur yang lebih baik bagi kaum miskin, untuk listrik yang murah dan andal, untuk para petani kulit hitam yang mulai bangkit dan untuk pembangunan lebih luas di negara kita, telah dicuri untuk memenuhi kantung-kantung sejumlah penjahat.”
Presiden Ramaphosa mengatakan orang seharusnya tidak menganggap ANC merupakan jalan menuju kekuasaan, kemakmuran dan pengaruh.
“Pada akhirnya,” sebut presiden, “kita tidak akan menghentikan korupsi di dalam jajaran partai kecuali jika kita memperdalam kesadaran etika para anggota kita, dan secara khusus, para pemimpin kita.”
Afrika Selatan menduduki peringkat ke-70 dari 198 negara dalam Indeks Korupsi Transparency International tahun 2019, naik dari peringkat ke-73 pada indeks tahun 2018. [uh/ab]