Tautan-tautan Akses

Ratna Sarumpaet Akui Berbohong Soal Penganiayaan


Ratna Sarumpaet, saat membaca pernyataan di pengadilan Jakarta, 24 Maret 1998. (Foto: dok).
Ratna Sarumpaet, saat membaca pernyataan di pengadilan Jakarta, 24 Maret 1998. (Foto: dok).

Kepolisian Indonesia beberkan sejumlah kejanggalan informasi penganiayaan Ratna Sarumpaet.

Jurkamnas Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu mengakui telah berbohong bahwa ia telah dianiaya di dekat Bandara Husein Satranegara Bandung, Jawa Barat, tanggal 21 September 2018. Menurut Ratna, luka lebam tersebut disebabkan operasi sedot lemak yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Jakarta. Ia meminta maaf kepada semua pihak atas kebohongan ini.

"Ketika saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di muka Saya masih ada. Seperti ada apa ya, kebodohan yang tidak pernah saya bayangkan akan pernah saya lakukan dalam hidup saya. Waktu pulang seperti membutuhkan alasan untukanak saya di rumah kenapa muka saya lebam-lebam. Dan memang saya ditanya kenapa? Dan saya jawab dipukul orang," jelas Ratna Sarumpaet.

Sebelum pengakuan Ratna, Polda Metro Jaya juga mengungkapkan sejumlah kejanggalan informasi penganiayaan itu. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Nico Afinta mengatakan, kejanggalan tersebut diperoleh setelah Polda Metro Jaya bersama Mabes Polri dan Polda Jawa Barat melakukan serangkaian penyelidikan. Antara lain tidak ada saksi-saksi di bandara dan tidak ada konferensi internasional pada tanggal21 September seperti yang diceritakan Ratna.

Ratna Sarumpaet Akui Berbohong Soal Penganiayaan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:01 0:00

"Terkait hal tersebut Kabareskrim dan tim bersama Polda Jabar telah melakukan pengecekan. Dari hasil pengecekan tersebut, belum ditemukan saksi yang melihat dan mendengar langsung, ataupun belum dilihat orang-orang di sekitar bandara yang melihat langsung. Kemudian juga sudah dicek ke beberapa rumah sakit, ada sekitar 22 rumah sakit. Apakah pernah ada ibu Ratna Sarumpaet melapor atau mendapatkan layanan medis terkait luka yang dialami."

Kejanggalan lain, kata Nico yaitu adanya bukti rekaman CCTV di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Atas sejumlah kejanggalan tersebut, Polda Metro Jaya berencana memanggil Ratna Sarumpaet untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus ini.

Kejanggalan lain juga disampaikan dokter bedah plastik sekaligus penyanyi Teuku Adifitrian atau yang karib disapa Tompi. Menurut Tompi luka lebam Ratna Sarumpaet lebih mirip akibat operasi ketimbang dianiaya.

"Saya melihatnya kok mulai aneh ya, tampilan klinisnya tidak sesuai dengan digebukin. Ini lebih kaya orang habis operasi, karena pekerjaan saya sehari-hari kan mengerjakan muka orang. Habis itu saya bilang ke Pak Mahfud dan Glen ini sepertinya ada yang tidak benar deh. Tapi kita ga tahu karena kita bukan penyidik," jelasnya.

Glen menegaskan tidak berpihak kepada siapapun baik ke kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin ataupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam kasus ini. Sebab pada mulanya, Tompi justru menghubungi keluarga Ratna untuk menawarkan bantuan.

Sementara itu, Sekretaris Tim Kampanye Jokowi- Maruf Hasto Kristiyanto menilai permintaan maaf Ratna Sarumpaet tidak cukup. Apalagi sebelumnya Prabowo Subianto secara tidak langsung menuduh pemerintahan Jokowi dengan kata pengecut dan menganiaya Ratna yang sudah berusia 70 tahun. Kendati demikian, Hasto menyerahkan kasus Ratna Sarumpaet ini sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. [Ab/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG