Ratusan demonstran yang berseru “shut it down” berpawai melalui kota Baltimore, di bagian timur Amerika, hari Sabtu untuk memprotes kematian seorang pemuda kulit hitam di dalam tahanan polisi.
Para demonstran berpawai setelah berkumpul di lokasi di Baltimore, tempat Freddie Gray ditangkap 12 April lalu. Ia menderita cedera syaraf tulang belakang sewaktu dalam tahanan dan meninggal seminggu setelah ditangkap.
Menurut penyelenggara demonstrasi itu, tujuan mereka adalah mengganggu lalu lintas dengan berpawai melewati jalan-jalan menuju balai kota.
Orang-orang telah berdemonstrasi di Baltimore sejak kematian Freddie Gray Minggu pekan lalu. Tetapi pawai hari Sabtu ini diperkirakan akan menjadi protes yang terbesar. Para demonstran menuntut keadilan bagi Gray yang berusia 25 tahun itu. Pemakaman Gray dijadwalkan berlangsung hari Senin.
Walikota Baltimore Stephanie Rawlings-Blake telah bergabung dengan para demonstran yang menuntut penjelasan. Ia hari Jumat mengatakan ia ingin tahu mengapa polisi tampaknya tidak mengikuti kebijakan yang mewajibkan seluruh tahanan mengenakan sabuk pengaman sewaktu diangkut dengan kendaraan, dan mengapa mereka tidak memanggil bantuan medis setelah Gray memintanya.
“Jika perlu, kita akan menuntut pihak-pihak yang bertanggung jawab,” kata Rawlings-Blake.
Kepolisian Baltimore menyatakan akan memberikan informasi mengenai penyelidikannya terkait insiden itu akhir pekan depan.
Seorang pengacara keluarga Gray mengatakan kepada VOA bahwa syaraf tulang belakang Gray hampir putus setelah polisi membawanya ke dalam tahanan pada 12 April lalu.
Polisi Baltimore mengakui pada hari Kamis bahwa Gray tidak mengenakan sabuk pengaman sewaktu diangkut di bagian belakang mobil van yang membawanya ke kantor polisi. Komisaris Polisi Baltimore Anthony Batts mengatakan para petugas tidak segera mengetahui bahwa Gray, yang menderita asma, memerlukan perhatian medis.