Masih terus terjadinya gempa susulan pasca gempa 6,4 SR di wilayah Nusa Tenggara Barat pekan lalu, membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB memperpanjang masa tanggap darurat penanganan gempa selama tujuh hari lagi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulisnya mengatakan hingga hari Sabtu (4/8) sudah terjadi 564 kali gempa susulan yang kekuatannya bervariasi.
Hal lain yang menjadi pertimbangan perpanjangan masa tanggap darurat itu adalah masih adanya sejumlah masyarakat terdampak di daerah terpencil yang belum dapat ditangani karena terhambatnya akses menuju lokasi, serta masih ada kendala pembuatan fasilitas penanganan pengungsi seperti MCK, sanitasi, pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari dan lain-lain.
Pertimbangan lain menurut Sutopo adalah “masih perlu dilakukannya penyisiran dan evakuasi di lokasi pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.” Penyisiran dan evakuasi yang dilakukan tak lama setelah terjadinya gempa pertama itu melibatkan TNI, Polri, Basarnas, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, relawan dan masyarakat setempat.
Sedikitnya 17 orang meninggal dunia dan 365 luka-luka akibat gempa pekan lalu. Sekitar 8.871 orang mengungsi, 14.940 rumah rusak, sementara kerugian ekonomi diperkirakan mencapai lebih dari 324 miliar rupiah. Data ini dipastikan masih akan berubah seiring masuknya data-data baru dari berbagai pelosok daerah yang terkena dampak. [em]