Ratusan imigran Ethiopia, Kamis (3/12) disambut upacara meriah saat tiba di bandara internasional Israel. Kedatangan mereka merupakan bagian dari pemenuhan janji pemerintah Israel untuk mempersatukan kembali ratusan keluarga yang terpisah di kedua negara.
Sekitar 300 orang terlihat keluar dari pesawat Ethiopian Airlines yang menerbangkan mereka. Banyak di antara mereka mengibarkan bendera atau berhenti sejenak untuk mencium tanah saat turun dari pesawat dan bergerak menuju karpet merah.
Banyak di antara mereka juga yang mengenakan jubah tradisional Ethiopia, dan beberapa perempuan terlihat menggendong bayi. Lagu-lagu Ibrani terdengar keras dikumandangkan melalui pengeras-pengeras suara.
Meskipun keluarga-keluarga itu keturunan Yahudi dan banyak yang mempraktikan ajaran Yahudi, Israel tidak menganggap mereka Yahudi menurut undang-undang agama. Mereka diizinkan memasuki Israel di bawah program penyatuan keluarga yang memerlukan persetujuan khusus pemerintah.
Delegasi besar pejabat Israel menyambut kelompok itu, dan Pnina Tamano-Shata, menteri Kabinet Israel kelahiran Ethiopia pertama di negara itu, melakukan perjalanan ke Ethiopia untuk bergabung dengan mereka dalam penerbangan itu.
“Istri saya, Sara, dan saya berdiri di sini dengan air mata berlinang,'' kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pidato upacara penyambutan mereka. “Ini adalah inti dari kisah Yahudi kami, inti dari kisah Zionis. ''
Banyak aktivis menuduh pemerintah bersikap menunda-nunda dalam menerapkan keputusan tahun 2015 untuk membawa semua warga Ethiopia yang tersisa dari garis keturunan Yahudi ke Israel dalam waktu lima tahun. Partai Likud, partainya Netanyahu, menjanjikan pelaksanaan keputusan itu dalam kampanye pemilu sebelumnya tahun ini.
Struggle for Ethiopian Aliyah, sebuah kelompok aktivis yang mempromosikan penyatuan keluarga, memperkirakan sekitar 7.000 orang Yahudi Ethiopia masih berada di Ethiopia. Beberapa di antara mereka, katanya, telah menunggu bertahun-tahun untuk bergabung dengan keluarga mereka. [ab/lt]