Lebih dari 600 orang pencari suaka tidak bersedia meninggalkan pusat tahanan pengungsi yang dikelola Australia, Selasa (31/10), dan khawatir mereka mungkin akan dihadapkan pada kekerasan oleh penduduk setempat.
Para tahanan bertahan dengan kuat tetap berada di pusat tahanan pulau Manus, dekat Papua Niugini, walaupun para pejabat berencana menghentikan pasokan air dan listrik ke pusat tahanan itu sebelum Selasa sore. Para pengacara pria yang berjumlah 600 lebih itu telah naik banding ke Mahkamah Agung Papua Nugini supaya kamp tersebut tidak ditutup.
Para pencari suaka mengatakan sekelompok pria setempat yang tidak dikenal telah memasuki kamp itu dan mengambil meja dan kursi dari sarana tersebut.
Para tahanan mengatakan pasukan keamanan swasta yang dipekerjakan Canberra untuk mengawal sarana itu telah meninggalkan pusat tahanan Manus. Para pejabat Papua Nugini mengatakan pusat itu akan dialihkan kepada pasukan pertahanannya hari Rabu dan siapapun yang masih berada di sana akan dianggap melanggar kawasan pangkalan militer. [gp]