Tautan-tautan Akses

Ratusan Ribu Orang Gelar 'Aksi bagi Kebebasan' di Belarusia


Warga Belarusia berdemo menentang hasil pemilihan presiden dan menuntut pengunduran diri Presiden Alexander Lukashenko, di Minsk, Belarusia, Minggu, 16 Agustus 2020.
Warga Belarusia berdemo menentang hasil pemilihan presiden dan menuntut pengunduran diri Presiden Alexander Lukashenko, di Minsk, Belarusia, Minggu, 16 Agustus 2020.

Sedikitnya 100 ribu orang yang memprotes Presiden Belarusia, berkumpul di Minsk pada Minggu (16/8). Ini adalah demonstrasi hari ke-9 berturut-turut setelah sebuah pemilu yang disengketakan, kembali memenangkan Alexander Lukashenko.

Antara 100 ribu sampai 200 ribu orang berkumpul untuk "Aksi bagi Kebebasan," yang diserukan oleh kandidat oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya.

Sementara itu, ribuan orang berkumpul untuk mendukung Lukashenko, yang menolak berbagai seruan untuk mengadakan pemilu baru.

Berbicara kepada massa pada Minggu (16/8), Lukashenko membantah berbagai tuduhan mengenai kecurangan pemilu. Dia menuduh campur tangan asing menyebabkan kerusuhan berhari-hari. Dia mengklaim bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) mengumpulkan senjata 24 km dari perbatasan Belarusia.

Warga Belarusia telah berunjuk rasa di Ibu Kota Belarusia, Minsk, dan kota-kota lain sejak para pejabat pemilu menyatakan Lukashenko, yang telah berkuasa selama 26 tahun, sebagai pemenang dalam pemilu yang digelar pada 9 Agustus. Dia meraih lebih dari 80 persen suara, dibandingkan kandidat oposisi utama Tsikhanouskaya, dengan sekitar 9,9 persen.

Menghadapi tantangan terberat dan tekanan untuk mengundurkan diri, Lukashenko meminta bantuan dari Moskow dalam perbincangan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menggambarkan situasinya sebagai "bukan hanya ancaman bagi Belarusia."

Kremlin mengatakan dalam pernyataan bahwa kedua presiden sepakat "masalah-masalah"di Belarusia akan "segera diatasi" dan ikatan kedua negara itu akan semakin erat. [vm/pp]

XS
SM
MD
LG