Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, Jumat (14/8) menyerukan penetapan sanksi-sanksi terhadap Belarusia, di mana pasukan keamanan menindak keras protes oposisi terhadap Presiden Alexander Lukashenko yang otoriter.
“Kita perlu sanksi-sanksi tambahan terhadap mereka yang melanggar nilai-nilai demokrasi atau melanggar HAM di Belarusia,” cuit von der Leyen sebelum telekonferensi yang diselenggarakan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
“Saya yakin pembahasan menteri-menteri luar negeri Uni Eropa hari ini akan memperlihatkan dukungan kuat kami bagi hak-hak rakyat Belarusia atas kebebasan fundamental dan demokrasi,” sebut von der Leyen.
Pemberlakuan sanksi-sanksi terhadap Minsk mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat di antara 27 negara anggota blok itu. Uni Eropa telah menetapkan situasi di Belarusia sebagai “masalah yang sangat mengkhawatirkan,” setelah pemilu Minggu yang disengketakan, yang menurut Brussels tidak bebas dan tidak adil.
Sementara itu pihak berwenang Belarusia membebaskan sekitar 1.000 demonstran yang ditahan pada hari Jumat setelah mengeluarkan permohonan maaf terbuka yang jarang dilakukan, sementara Uni Eropa mempertimbangkan sanksi-sanksi terhadap negara itu.
Sekitar 7.000 orang telah ditahan, termasuk suami kandidat oposisi yang juga penantang utama Lukashenko Sviatlana Tsikhanouskaya, dan ratusan orang cedera dalam protes besar-besaran lima hari di Belarusia untuk menentang hasil pemilu dan menuntut diakhirinya 26 tahun kekuasaan Lukashenko.
Khawatir atas keselamatan anak-anak dan dirinya sendiri, Tsikhanouskaya kemudian lari meninggalkan Belarusia dan tinggal dalam pengasingan di negara tetangganya, Lithuania. [uh/ab]