Jalan-jalan kota Hong Kong hari Minggu (16/6) kembali dipadati ratusan ribu demonstran berpakaian hitam yang memprotes RUU kontroversial yang akan memungkinkan ekstradisi ke China daratan.
Aksi demonstrasi itu membuat sebagian besar toko dan fasilitas pemerintah di Hong Kong tutup, sementara penyelenggara mengatakan jumlah demonstran mencapai dua juta orang.
Demonstrasi itu berlangsung sehari setelah Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menangguhkan RUU ekstradisi tersebut. Tetapi para demonstran mengatakan akan tetap turun ke jalan hingga RUU itu dicabut secara permanen.
Dalam perkembangan lainnya Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan Presiden Donald Trump berencana membahas masalah Hong Kong ini dengan Presiden China Xi Jinping dalam KTT G20 di Jepang nanti.
Para demonstran juga menyerukan pengunduran diri Carrie Lam.
Salah seorang demonstran Steven Chow mengatakan ia tidak mengikuti demonstrasi sebelumnya tetapi kini tertarik datang karena perlakuan terhadap para demonstran sebelumnya.
Polisi anti-huru-hara hari Rabu (12/6) menggunakan gas air mata, semprotan merica dan peluru karet untuk membubarkan demonstrasi yang terutama diikuti kaum muda, yang mengelilingi kantor badan legislatif dan berupaya menduduki sejumlah jalan utama; persis seperti demonstrasi ‘’Gerakan Payung’’ tahun 2014.
Carrie Lam hari Minggu menyampaikan permohonan maaf, hal yang jarang dilakukannya pada publik, atas “kontradiksi dan pertentangan besar di dalam masyarakat” akibat RUU ekstradisi itu. (em/al)