Bahan peledak sisa perang telah membunuh ratusan warga sipil yang kembali ke Raqqa setelah kota Suriah itu direbut dari militan Negara Islam pada bulan Oktober 2017, dan jumlah korban akan terus meningkat jika dukungan internasional untuk membersihkan ranjau darat di kota itu tidak ditingkatkan, kata Human Rights Watch (HRW) hari ini.
"Kekalahan ISIS di Raqqa digembar-gemborkan sebagai kemenangan internasional, namun dukungan internasional untuk menghadapi pasca pertempuran, dan terutama sisa ranjau yang mematikan, belum sampai pada yang dibutuhkan," kata Nadim Houry, direktur program terorisme dan kontraterorisme HRW.
Jumlah korban mencapai 491 orang, termasuk 157 anak, banyak di antaranya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Jumlah korban lebih tinggi dari yang dilaporkan karena banyak yang tidak berdokumen, kata HRW.
ISIS telah menanam alat peledak rekayasa (IED) tanpa pandang bulu di berbagai belahan kota, termasuk daerah perumahan. [as]