Amnesty International mengatakan bahwa laporan global tentang hak asasi manusia menunjukkan catatan mengenai Iran mencerminkan beberapa perkembangan positif, namun sebagian besar tetap memprihatinkan, dan di beberapa daerah memburuk pada tahun lalu.
Laporan Hak Asasi Manusia tahunan organisasi yang berbasis di London untuk tahun 2017/18 itu, yang dikeluarkan pada hari Kamis (22/2), menuduh pemerintah Iran “sangat menekan hak-hak masyarakat” terhadap kebebasan berekspresi, berasosiasi, berkumpul secara damai dan beragama, dan mengatakan bahwa pihak berwenang juga menangkap dan memenjarakan “para kritikus yang yang bertindak secara damai” setelah apa yang disebutnya “sidang yang sangat tidak adil” di hadapan pengadilan Revolusi Islam.
Baca juga: Tindak Keras Demonstran, Iran Dikecam DPR AS
Laporan Amnesty itu mengatakan bahwa penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya terhadap tahanan “tetap umum terjadi dan meluas” dan dilakukan dengan kekebalan hukum di Iran. Laporan itu juga mengatakan bahwa hukuman cambuk, amputasi dan hukuman kejam lainnya “terus diterapkan.” Pemerintah Iran tidak segera menanggapi tuduhan kelompok HAM tersebut.
Baca juga: Amnesty: Iran Harus Jamin Hak Warganya Lakukan Demonstrasi Damai
Dalam sebuah wawancara dengan program NewsHour VOA Seksi Persia hari Kamis, (22/2), periset Iran yang tinggal di London, Raha Bahreini, mengatakan bahwa kesalahan Iran terkait dengan penganiayaan terhadap para tahanan terletak pada badan-badan resmi: polisi, sipir penjara, Korps Garda Revolusioner Islam dan sistem peradilan di negara itu. Badan-badan tidak hanya gagal melaksanakan tanggung jawab untuk menjamin keamanan tahanan, kata Bahreini, namun dalam beberapa kasus membuat kondisi bagi tahanan semakin buruk. [lt]