Sebuah rekaman audio dirilis pada hari Senin (18/6) yang menggambarkan anak-anak yang menangis dan meminta bertemu orang tua mereka setelah dipisahkan oleh otoritas imigrasi Amerika di perbatasan barat daya, sehingga memicu kemarahan baru terhadap pemerintahan Trump dan “kebijakan nol-toleransi” terhadap imigran gelap.
Rekaman sepanjang hampir delapan menit itu dirilis oleh ProPublica, sebuah situs berita investigasi independen. ProPublica mengatakan seorang whistleblower (pembongkar insiden) yang tidak disebutkan jati dirinya menyerahkan rekaman itu kepada seorang pengacara hak-hak sipil, yang kemudian memberikannya ke situs web tersebut.
Di antara suara-suara meresahkan yang terdengar pada rekaman itu adalah seorang anak yang diidentifikasi oleh ProPublica sebagai gadis berusia enam tahun dari El Salvador yang memohon dalam bahasa Spanyol kepada pihak berwenang agar menelepon bibinya untuk menjemputnya dari pusat penahanan itu.
Dalam satu bagian rekaman audio terdengar seorang pria yang diidentifikasi sebagai agen Patroli Perbatasan mengatakan dalam bahasa Spanyol dengan suara lebih keras daripada rengekan puluhan anak-anak itu: “Yah, kami memiliki orkestra di sini. Yang tidak ada adalah seorang konduktor.”
Presiden Donald Trump membela kebijakan pemerintahannya yang memisahkan secara paksa anak-anak dari orang tua mereka di perbatasan Amerika dengan Meksiko. Hari Senin dia mengatakan, “Amerika Serikat tidak akan menjadi kamp migran dan juga tidak akan menjadi fasilitas penampungan pengungsi."
Hampir 2.000 anak dikirim ke pusat penahanan massal atau dititipkan kepada pengasuh dari pertengahan April hingga akhir Mei, menurut para pejabat pemerintah.
Jumpa pers reguler di Gedung Putih tertunda beberapa kali hari Senin di tengah-tengah hiruk pikuk selagi para pejabat bertemu dengan Presiden Trump di West Wing (Sayap Barat) Gedung Putih. [lt]