MARYLAND —
Jack Andraka dinyatakan sebagai pemenang hadiah utama pada ajang “International Science and Engineering Fair”, kompetisi SMA terbesar sedunia yang diselenggarakan tahun lalu di Pittsburgh, Pennsylvannia.
Ia terlihat sangat senang. Hal itu tidaklah mengherankan karena Andraka yang berusia 16 tahun dan tinggal di Maryland merupakan peserta termuda kompetisi sains dan menerima hadiah utama sebesar 75.000 dollar. Ia menyisihkan lebih dari 1.500 peserta lainnya dari 70 negara.
Hasil ciptaan Jack memenangkan kompetisi itu yaitu, sebuah alat penguji yang sederhana dan murah yang dapat mendeteksi tahap awal kanker pankreas. Ia tertarik untuk membuat alat tersebut setelah salah seorang teman keluarganya meninggal akibat kanker tersebut.
“Saya membaca di internet dan mendapati bahwa 85 persen kanker pankreas terlambat dideteksi, ketika seseorang dikatakan hanya memiliki 2 persen kemungkinan hidup, saya merasa itu tidak benar. Kita seharusnya dapat melakukan sesuatu,“ paparnya.
Kanker pankreas adalah salah satu jenis kanker yang mematikan. Tahun lalu, lebih dari seperempat juta orang di dunia meninggal akibat kanker tersebut, dan angka itu semakin meningkat.
Andraka memang akhirnya melakukan sesuatu. Lewat internet, ia mengetahui bahwa kadar protein yang disebut mesothelin dalam kandungan darah pengidap kanker pankreas meningkat, dan deteksi dini merupakan kunci untuk menyelamatkan penderita kanker itu.
Dengan meminjam laboratorium di Universitas Johns Hopkins di Baltimore, ia mengembangkan strip kertas yang dapat mendeteksi mesothelin yang ditemukan dalam darah dan air seni, yang dapat memberitahu adanya kanker pankreas lebih dini dibandingkan alat tes sebelumnya.
Alat penguji ciptaan Andraka dinilai akurat sebesar 90 persen.
“Sensor itu 400 kali lebih sensitif, 168 kali lebih cepat dan 26.000 kali lebih murah. Biaya tes ini hanya tiga sen dan hanya membutuhkan waktu lima menit,” paparnya lagi.
Dr. Anirban Maitra, pembimbing Jack di Universitas Johns Hopkins, merupakan satu-satunya orang dari 200 peneliti yang bersedia menanggapi e-mail Jack tentang proyeknya tersebut.
Dr. Maitra mangatakan, “Saya akui, awalnya saya terkejut seorang remaja berusia 15 tahun menulis e-mail tersebut. Saya ingin bertemu dengan anak berbakat ini dan mendengarkan presentasinya. Ia sangat mengagumkan”.
Pada tahun 2011, Dr Maitra mengijinkan Jack menggunakan laboratoriumnya selama tujuh bulan untuk menyelesaikan proyek alat pengetesan itu.
Sejak itu, Andraka telah mematenkan alat tes kanker pankreas tersebut dan mengembangkannya menjadi alat tes sederhana yang dapat dijual di pasaran.
Dr Maitra, pembimbing Andraka tidak heran dengan ketenaran yang diraih remaja berbakat itu.
“Nama Jack Andraka akan terdengar dalam 10 hingga 20 tahun mendatang. Jika ia bisa mencapai keberhasilan pada usia 15 tahun, apa lagi yang akan dilakukannya pada saat ia berusia 25 atau 35 tahun,” ujarnya kagum.
Atau berapa banyak jiwa lagi yang dapat diselamatkan dari kanker pankreas berkat alat tes sederhana yang diciptakan Jack Andraka ini? Semoga.
Ia terlihat sangat senang. Hal itu tidaklah mengherankan karena Andraka yang berusia 16 tahun dan tinggal di Maryland merupakan peserta termuda kompetisi sains dan menerima hadiah utama sebesar 75.000 dollar. Ia menyisihkan lebih dari 1.500 peserta lainnya dari 70 negara.
Hasil ciptaan Jack memenangkan kompetisi itu yaitu, sebuah alat penguji yang sederhana dan murah yang dapat mendeteksi tahap awal kanker pankreas. Ia tertarik untuk membuat alat tersebut setelah salah seorang teman keluarganya meninggal akibat kanker tersebut.
“Saya membaca di internet dan mendapati bahwa 85 persen kanker pankreas terlambat dideteksi, ketika seseorang dikatakan hanya memiliki 2 persen kemungkinan hidup, saya merasa itu tidak benar. Kita seharusnya dapat melakukan sesuatu,“ paparnya.
Kanker pankreas adalah salah satu jenis kanker yang mematikan. Tahun lalu, lebih dari seperempat juta orang di dunia meninggal akibat kanker tersebut, dan angka itu semakin meningkat.
Andraka memang akhirnya melakukan sesuatu. Lewat internet, ia mengetahui bahwa kadar protein yang disebut mesothelin dalam kandungan darah pengidap kanker pankreas meningkat, dan deteksi dini merupakan kunci untuk menyelamatkan penderita kanker itu.
Dengan meminjam laboratorium di Universitas Johns Hopkins di Baltimore, ia mengembangkan strip kertas yang dapat mendeteksi mesothelin yang ditemukan dalam darah dan air seni, yang dapat memberitahu adanya kanker pankreas lebih dini dibandingkan alat tes sebelumnya.
Alat penguji ciptaan Andraka dinilai akurat sebesar 90 persen.
“Sensor itu 400 kali lebih sensitif, 168 kali lebih cepat dan 26.000 kali lebih murah. Biaya tes ini hanya tiga sen dan hanya membutuhkan waktu lima menit,” paparnya lagi.
Dr. Anirban Maitra, pembimbing Jack di Universitas Johns Hopkins, merupakan satu-satunya orang dari 200 peneliti yang bersedia menanggapi e-mail Jack tentang proyeknya tersebut.
Dr. Maitra mangatakan, “Saya akui, awalnya saya terkejut seorang remaja berusia 15 tahun menulis e-mail tersebut. Saya ingin bertemu dengan anak berbakat ini dan mendengarkan presentasinya. Ia sangat mengagumkan”.
Pada tahun 2011, Dr Maitra mengijinkan Jack menggunakan laboratoriumnya selama tujuh bulan untuk menyelesaikan proyek alat pengetesan itu.
Sejak itu, Andraka telah mematenkan alat tes kanker pankreas tersebut dan mengembangkannya menjadi alat tes sederhana yang dapat dijual di pasaran.
Dr Maitra, pembimbing Andraka tidak heran dengan ketenaran yang diraih remaja berbakat itu.
“Nama Jack Andraka akan terdengar dalam 10 hingga 20 tahun mendatang. Jika ia bisa mencapai keberhasilan pada usia 15 tahun, apa lagi yang akan dilakukannya pada saat ia berusia 25 atau 35 tahun,” ujarnya kagum.
Atau berapa banyak jiwa lagi yang dapat diselamatkan dari kanker pankreas berkat alat tes sederhana yang diciptakan Jack Andraka ini? Semoga.