Jenazah anak laki-laki berusia 15 tahun disambut sebagai seorang pahlawan karena mengabaikan keselamatan nyawanya pekan ini, ketika berusaha menghentikan seorang pembom bunuh diri meledakkan bom di sekolahnya.
Aitzaz Hassan tewas Senin (6/1) di Hangu, sebuah desa terpencil di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Polisi setempat mengatakan siswa kelas tiga SMP itu melihat penyerang turun dari bus dan berjalan menuju gerbang sekolah. Penyerang tersebut mengenakan seragam sekolah tetapi kelihatan mencurigakan, dan ketika itulah Aitzaz berusaha menghentikannya, yang menyebabkan penyerang meledakkan bomnya.
Abang Aitzaz, Mujtaba, mengatakan kepada VOA tindakan adiknya membuat ibunya menangis tetapi membuat 500 ibu lainnya tidak menangis, karena ada 500 siswa di sekolah itu pada waktu ledakan.
Aitzaz Hassan tewas Senin (6/1) di Hangu, sebuah desa terpencil di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Polisi setempat mengatakan siswa kelas tiga SMP itu melihat penyerang turun dari bus dan berjalan menuju gerbang sekolah. Penyerang tersebut mengenakan seragam sekolah tetapi kelihatan mencurigakan, dan ketika itulah Aitzaz berusaha menghentikannya, yang menyebabkan penyerang meledakkan bomnya.
Abang Aitzaz, Mujtaba, mengatakan kepada VOA tindakan adiknya membuat ibunya menangis tetapi membuat 500 ibu lainnya tidak menangis, karena ada 500 siswa di sekolah itu pada waktu ledakan.