Sebuah ofensif yang diusulkan Amerika untuk menyerang basis ISIS di Raqqa menghadapi masalah, karena Presiden Turki Recep Tayip Erdogan bersikeras dan tidak mau YPG, milisi Kurdi Suriah, satu-satunya milisi yang mampu melakukan ofensif itu, berperan.
Sekutu-sekutu Amerika juga menentang dan mengungkapkan rasa skeptis kuat tentang peran dari Satuan Perlindungan Rakyat Kurdi atau YPG. Mereka khawatir kalau pihak Kurdi mempelopori ofensif Raqqa, yang merupakan sebuah kota Arab, akan memicu persaingan sektarian.
Berbicara kepada channel France24, Menhan Inggris, Michael Fallon, memperingatkan, pemanfaatan sebuah pasukan yang bukan Arab akan menyebabkan penolakan oleh penduduk Arab Suni di Raqqa. Pembebasan kota itu harus dilakukan oleh “pasukan yang seluruhnya Arab.”
“Kalau tidak,” katanya, “Pembebasan ini tidak akan disambut oleh rakyat Raqqa” dan akan memperburuk ketegangan antara Arab dan Kurdi.
Pejabat Amerika ingin cepat-cepat menekan Raqqa karena khawatir ISIS merencanakan untuk memperpanjang pertahanan Mosul dengan mengirimkan tambahan pasukan dari Raqqa. [jm]