Menurut dokumen dakwaan yang diungkapkan hari Selasa (6/8), Asif Merchant, 46, menghabiskan waktu dua pekan di Iran sebelum terbang ke AS pada bulan April. Ia berada di sana untuk mencari bantuan untuk menargetkan beberapa pejabat pemerintah dan politisi.
Rencana tersebut, menurut para jaksa, terdiri dari tiga bagian. Mencuri dokumen atau dokumen komputer dari rumah seorang target, merencanakan protes dan kemudian membunuh para target di wilayah AS.
Gedung Putih menolak berkomentar mengenai rincian kasus tersebut, tetapi menyatakan bahwa menghadapi ancaman Iran telah menjadi prioritas utama.
Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, “Kami telah katakan berulang kali bahwa kami melacak ancaman-ancaman Iran terhadap para mantan politisi. Kami telah katakan dengan sangat jelas mengenai hal itu.”
Jean-Pierre mengatakan banyak di antara ancaman tersebut berkaitan dengan keinginan Iran untuk membalas dendam atas serangan udara AS tahun 2020 di Baghdad yang menewaskan Qassem Soleimani, seorang komandan militer senior Iran. Lanjut Jean-Pierre,
“Kami telah mengerahkan sumber daya yang luar biasa dalam mengumpulkan informasi tambahan mengenai ancaman-ancaman ini, mengacaukan individu-individu yang terlibat dalam ancaman ini, meningkatkan pengaturan perlindungan terhadap para target potensial dari ancaman-ancaman ini, melibatkan mitra-mitra asing dan memperingatkan Iran secara langsung.”
Sewaktu dihubungi VOA, pengacara yang ditunjuk pengadilan untuk tersangka menolak berkomentar.
Tetapi dokumen pengadilan mengatakan Merchant memberitahu seorang informan bahwa ia bisa mendapat hingga $100 ribu dan bahwa ia membayar uang muka $5.000 kepada dua petugas yang menyamar sebagai pembunuh bayaran.
Dan meskipun dokumen itu tidak pernah mengidentifikasi siapa saja pejabat AS yang masuk daftar target Merchant, ketua Komisi Intelijen DPR AS mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa kasus inilah yang mendorong Dinas Rahasia AS untuk meningkatkan keamanan bagi mantan presiden Donald Trump.
Para petugas AS menangkap Merchant pada 12 Juli, sehari sebelum percobaan pembunuhan yang tidak terkait rencana itu, yang menargetkan Trump dalam sebuah rapat umum di Pennsylvania Barat.
Meskipun Merchant sudah berada dalam tahanan, beberapa analis bersiap menghadapi lebih banyak lagi ancaman.
Behnam Ben Taleblu dari the Foundation for Defense of Democracies mengatakan, “Mirip seperti proyektil Iran, terkadang kuantitas bisa mengungguli kualitas.”
Ben Taleblu menunjuk pada rencana terdahulu Iran yang menargetkan mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton, pembangkang Iran dan yang lain-lainnya. Katanya lagi, “Di satu sisi, beberapa rencana ini mungkin seperti berlebihan atau sangat tidak masuk akal, tetapi di sisi lain, ada konsistensi di balik itu, sesuatu yang mengkhawatirkan.”
Para pejabat tinggi AS sependapat dengan direktur FBI yang memberitahu para legislator bulan lalu dengan mengatakan, “Saya perkirakan akan ada banyak lagi.” [uh/jm]
Forum