Mengawali tahun baru 2018, Presiden Joko Widodo, Selasa (2/1) meresmikan operasi Kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta. “Alhamdulillah setelah tiga tahun bekerja keras menyelesaikan kereta bandara ini, akhirnya pada pagi hari ini bisa kita resmikan,” ujarnya saat peresmian. Kereta bandara ini melengkapi sky train di terminal tiga bandara Soekarno-Hatta yang sudah lebih dulu dioperasikan pertengahan tahun lalu.
Presiden berharap pengoperasian kereta bandara yang diintegrasikan dengan busway, LRT, MRT dan berbagai fasilitas transportasi lain di ibukota Jakarta akan membantu menyelesaikan masalah kemacetan. “Kita harapkan masyarakat sudah tidak lagi menggunakan mobil-mobil pribadi, tetapi semuanya mau pindah menggunakan transportasi massal yang aman, nyaman, dan bisa digunakan bersama-sama, baik di Jabodetabek maupun menuju ke bandara,” ujar presiden. Pembangunan LRT diperkirakan akan rampung pada tahun 2019.
Presiden Usul Pemda DKI Subsidi Tarif Kereta Bandara
Selama masa uji coba kereta bandara pada tanggal 26 Desember – 1 Januari lalu, pihak pengelola mengenakan tarif Rp30.000/orang, tetapi kini tarif dinaikkan menjadi Rp70.000/orang.
“Ini masih dihitung. Sekarang 70 ribu rupiah dan kita harapkan bisa dipertahankan. Ini bukan hanya urusan membangun kereta bandara, tetapi juga mengalihkan pengguna mobil pribadi untuk beralih ke transportasi massal. Bisa saja nanti subsidi dari pemerintah DKI. Mengapa tidak?,” ujar Jokowi.
Wagub : Kita Tindak Lanjuti, Tapi Tunggu DPRD
Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kepada wartawan di Balai Kota mengatakan siap mengkaji usulan itu. “Karena ini permintaan presiden, maka harus kita tindak lanjuti. Tapi khan kita tidak bisa suka-suka. Harus ngomong sama yang punya anggaran di DPRD di belakang,” ujar Sandiaga.
Saat ini Kereta Bandara Soekarno-Hatta baru beroperasi dari Stasiun Sudirman Baru dan langsung menuju ke bandara karena masih dilakukan pembangunan di stasiun-stasiun lain. Namun menurut rencana dalam waktu dekat kereta bandara ini akan beroperasi dari Stasiun Manggarai – Sudirman Baru – Duri – Batu Ceper dan menuju ke bandara, dengan total rute perjalanan sekitar 54 menit.
Ketika meresmikan kereta bandara Senin pagi (1/1), Presiden Joko Widodo juga menguji langsung pengoperasiannya dari bandara, setelah menggunakan sky train dari terminal tiga. Usai memeriksa kesiapan fasilitas di stasiun keberangkatan, presiden bersama sejumlah menteri dan warga Jakarta, menempuh perjalanan dengan kereta bandara menuju ke stasiun Sudirman Baru. “Kalau kita lihat keretanya bagus, nyaman, dan yang paling penting tepat waktu. Lima puluh lima menit!” ujarnya ketika tiba di Sudirman Baru.
Warga DKI Jakarta Harap Kereta Bandara Tepat Waktu
Warga DKI Jakarta yang diwawancara VOA sepakat dengan presiden soal ketepatan waktu. Maria Karsia, yang bekerja di salah satu bank swasta di Jakarta dan memiliki mobilitas tinggi, mengatakan “kereta bandara akan sangat membantu masyarakat yang akan bepergian, sehingga bisa menghemat waktu. Tak perlu kena macet untuk mencapai bandara. Semoga saja selalu tepat waktu,” ujarnya. “Bagi saya pribadi ini jelas wujud janji Jokowi untuk memperbaiki sistem moda transportasi di Indonesia,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Agus Sardie yang kerap menggunakan taksi untuk menuju ke bandara. “Kalau kereta bandara selalu tepat waktu, saya tidak perlu lagi naik taksi mahal-mahal. Cukup menunggu di stasiun di tengah kota dan naik ke bandara. Murah dan lebih cepat,” ujarnya.
Warga Puji Upaya Pemerintah Apresiasi Pemilik Tanah yang Relakan Tanah untuk Jalur Kereta
Sementara warga lain Jakarta, Henny Soepolo, memuji upaya pemerintah mengapresiasi warga yang merelakan tanahnya untuk pembangunan jalur kereta api menuju bandara, di salah satu dinding bandara.
“Ucapan terima kasih yang tertulis di dinding itu merupakan cara efektif dan menyentuh untuk merangkul dan menanamkan rasa memiliki pada warga pemilik tanah. Pendekatan ini perlu diapresiasi. Rasanya baru sekarang saya melihat ada penghargaan terbuka diberikan kepada para pemilik tanah yang dipakai pemerintah untuk kepentingan umum,” ujar Henny. [em]