Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, negaranya “hanya membela diri” setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam bahwa Iran akan “membayar mahal” jika negara itu atau sekutunya menyerang pasukan Amerika atau asetnya di Irak.
Perang kata-kata ini muncul di tengah ketegangan baru antar kedua negara meski sedang terjadi wabah virus corona.
Hal ini bermula ketika Trump menulis dalam akun Twitternya 1 April lalu dengan menyebut Iran atau sekutunya berencana melakukan serangan terhadap pasukan Amerika di Irak.
Sebagai balasan, Zarif mengatakan lewat Twitter bahwa Iran hanya mempunyai sahabat, bukan sekutu. Ia juga menegaskan, Iran hanya bertindak membela diri, tidak seperti Amerika yang berbohong, berbuat curang, dan membunuh.
Iran dan Amerika Serikat tengah bersaing ketat memperebutkan pengaruh di Irak, dimana Tehran memiliki sekutu kuat, dan Amerika juga dekat dengan pemerintah Irak. [ti/ii]