HONG KONG —
Hong Kong merupakan pusat sirip ikan hiu di dunia, kira-kira separuh dari semua sirip ikan hiu diperdagangkan di sana. Tapi aktivis kelompok lingkungan dan konsumen mendesak restoran-restoran untuk berhenti menyediakan hidangan yang mengandung sirip ikan hiu.
"Panen" adalah istilah nelayan bagi tindakan brutal memotong sirip ikan hiu hidup-hidup dan melempar tubuh ikan hiu itu kembali ke laut. Kira-kira 50 persen dari semua sirip hiu di dunia diperdagangkan melalui Hong Kong. Tahun 2008, kira-kira 10.000 ton sirip ikan hiu dari 87 negara diperdagangkan melalui kota pelabuhan itu, menurut organisasi lingkungan - Oceana.
Bagi aktivis lingkungan seperti Stanley Shea dari organisasi Bloom Association di Prancis, ini harus berubah. Ia berjuang memberantas perdagangan sirip ikan hiu dengan meningkatkan kesadaran di Hong Kong.
Stanley Shea mengatakan, "Kami berusaha berusaha memahami kapan sirip ikan hiu dimakan dan kapan kejadian paling banyak. Kemudian ketika kami memahaminya, maka kami mengembangkan strategi untuk mengurangi permintaan sirip ikan hiu tersebut."
Shea dan rekan-rekan aktivis telah bertindak cukup efektif. Dalam dua tahun terakhir pemerintah di Hong Kong dan China, serta perusahaan-perusahaan besar dan jaringan hotel, telah mengumumkan penghapusan sup sirip ikan hiu dari menu dan jamuan hidangan mereka.
Di distrik Wan Sheung di Hong Kong di mana banyak perdagangan sirip ikan hiu dilakukan, industri produk kelautan lokal terpuruk.
Di dalam toko-toko kecil, para pedagang berbicara tentang kecilnya penjualan sirip ikan hiu akhir-kahir ini. Tapi di depan kamera tak seorang pun bersedia berbicara tentang sirip ikan hiu, terlalu sensitif, kata mereka.
Tidak jauh dari sana, restoran Lin Heung Kui, menyediakan menu sirip ikan hiu. Pada jam-jam makan siang, sebagian besar pembeli adalah orang tua dan beberapa wisatawan.
Sup sirip ikan hiu telah menjadi simbol hidangan orang kaya selama ratusan tahun di China. Tapi zaman berubah, kata Veronica Mak, antropolog di Chinese University di Hong Kong. Ia meneliti kebiasaan makan.
"Tidak mengkonsumsi sirip ikan hiu menjadi simbol yang menunjukkan kita adalah orang yang bertanggung jawab secara sosial. Pada masa lalu, ketika kita ingin menunjukkan status sosial, orang-orang menghidangkan sup sirip ikan hiu sebagai simbol dalam perjamuan, tapi kini hal itu telah berubah," kata Veronica Mak.
Stanley Shea mengatakan generasi muda semakin tertarik pada tanggung jawab sosial. Ia mengatakan itu membantu suksesnya kampanye tersebut di Hong Kong.
Para aktivis di Hong Kong yakin kesadaran dan pendidikan merupakan kunci untuk mengubah perilaku konsumen. Berkurangnya permintaan sirip ikan hiu akan membuat semakin sedikit ikan hiu yang dipotong siripnya dan dibiarkan mati di laut.
"Panen" adalah istilah nelayan bagi tindakan brutal memotong sirip ikan hiu hidup-hidup dan melempar tubuh ikan hiu itu kembali ke laut. Kira-kira 50 persen dari semua sirip hiu di dunia diperdagangkan melalui Hong Kong. Tahun 2008, kira-kira 10.000 ton sirip ikan hiu dari 87 negara diperdagangkan melalui kota pelabuhan itu, menurut organisasi lingkungan - Oceana.
Bagi aktivis lingkungan seperti Stanley Shea dari organisasi Bloom Association di Prancis, ini harus berubah. Ia berjuang memberantas perdagangan sirip ikan hiu dengan meningkatkan kesadaran di Hong Kong.
Stanley Shea mengatakan, "Kami berusaha berusaha memahami kapan sirip ikan hiu dimakan dan kapan kejadian paling banyak. Kemudian ketika kami memahaminya, maka kami mengembangkan strategi untuk mengurangi permintaan sirip ikan hiu tersebut."
Shea dan rekan-rekan aktivis telah bertindak cukup efektif. Dalam dua tahun terakhir pemerintah di Hong Kong dan China, serta perusahaan-perusahaan besar dan jaringan hotel, telah mengumumkan penghapusan sup sirip ikan hiu dari menu dan jamuan hidangan mereka.
Di distrik Wan Sheung di Hong Kong di mana banyak perdagangan sirip ikan hiu dilakukan, industri produk kelautan lokal terpuruk.
Di dalam toko-toko kecil, para pedagang berbicara tentang kecilnya penjualan sirip ikan hiu akhir-kahir ini. Tapi di depan kamera tak seorang pun bersedia berbicara tentang sirip ikan hiu, terlalu sensitif, kata mereka.
Tidak jauh dari sana, restoran Lin Heung Kui, menyediakan menu sirip ikan hiu. Pada jam-jam makan siang, sebagian besar pembeli adalah orang tua dan beberapa wisatawan.
Sup sirip ikan hiu telah menjadi simbol hidangan orang kaya selama ratusan tahun di China. Tapi zaman berubah, kata Veronica Mak, antropolog di Chinese University di Hong Kong. Ia meneliti kebiasaan makan.
"Tidak mengkonsumsi sirip ikan hiu menjadi simbol yang menunjukkan kita adalah orang yang bertanggung jawab secara sosial. Pada masa lalu, ketika kita ingin menunjukkan status sosial, orang-orang menghidangkan sup sirip ikan hiu sebagai simbol dalam perjamuan, tapi kini hal itu telah berubah," kata Veronica Mak.
Stanley Shea mengatakan generasi muda semakin tertarik pada tanggung jawab sosial. Ia mengatakan itu membantu suksesnya kampanye tersebut di Hong Kong.
Para aktivis di Hong Kong yakin kesadaran dan pendidikan merupakan kunci untuk mengubah perilaku konsumen. Berkurangnya permintaan sirip ikan hiu akan membuat semakin sedikit ikan hiu yang dipotong siripnya dan dibiarkan mati di laut.