Orang tua Sharon dan Carol Salloum datang dari Suriah 40 tahun lalu, dan menu di restoran mereka diilhami oleh cita rasa Timur Tengah. Kedua perempuan bersaudara ini mengatakan, mereka merasa wajib membantu mereka yang terpaksa mengungsi karena pertempuran.
"Orang tua kami memiliki banyak saudara yang masih tinggal di Suriah sehingga mungkin saja mereka yang datang ke sini sebagai pengungsi adalah keluarga dari orang tua kami. Kami cukup beruntung itu tidak terjadi pada kami, namun mungkin saja dialami banyak bibi atau paman kami, atau sepupu kami. Jadi, mengapa kami tidak membantu mereka?," kata Sharon.
"Banyak orang datang dari luar negeri dan bekerja di Australia. Itulah yang mereka semua inginkan. Mereka ingin bekerja, mereka ingin mencari penghidupan, mereka tidak malas, mereka mengambil pekerjaan apa saja. Anda bisa lihat dari para migran yang ada di sini dan kami pekerjakan. Saya tidak ragu, ini baik bagi siapapun, khususnya di industri restoran di mana orang-orang ini begitu peduli dengan makanan dan keramahtamahan," kata Carol.
Restoran menuntut kerja keras, tapi bisa memberi para migran pijakan awal yang mereka perlukan untuk bisa hidup di Australia.
Pelatihan akan ditawarkan kepada para pengungsi Suriah di berbagai restoran di bawah program yang dirancang dinas-dinas profesional yang mengurus penempatan pengungsi.
Keahlian yang diperoleh lewat pelatihan ini diharapkan akan memberi pengungsi masa depan yang produktif.
Lymen Baerlie dan keluarganya baru datang dari kota Homs, Suriah. Karena mengkhawatirkan keselamatan, mereka melarikan diri ke Mesir dan kemudian terbang ke Sydney akhir Desember lalu. Berbicara melalui penerjemah, Berlie mengatakan, cita-citanya adalah mendirikan bisnis katering.
"Tentu saja sangat penting bagi saya untuk mencari pekerjaan yang bagus dan saya sekarang telah mulai berusaha mendirikan bisnis sendiri. Kini saya mengandalkan kerabat saya untuk melatih saya bagaimana membangun usaha saya sendiri," ujar Lymen Baerlie.
Setelah hanya beberapa pekan di Australia, Baerlie didukung oleh ipar laki-lakinya, yang memiliki toko kue dan roti di Sydney. Tapi ia berusaha keras untuk membangun bisnis sendiri di negaranya yang baru. Ia mengatakan, ia sangat berterima kasih kepada Pemerintah Australia atas segala sesuatu yang dilakukan bagi dirinya namun ia tidak ingin bergantung pada Pemerintah Australia.
Baerlie bisa memetik manfaat dari bantuan yang ditawarkan Salloum bersaudara dan sejawat-sejawat mereka di industri restoran, termasuk Hugh Foster, yang memiliki sejumlah restoran Timur Tengah di Sydney selama lebih dari 20 tahun.
"Apa yang kami berusaha lakukan adalah menjadikan ini pengalaman yang baik bagi orang lain, jadi bila mereka benar-benar datang, mereka kelak merasa, dalam 20 hingga 30 tahun dari sekarang, itu hal luar biasa yang pernah terjadi pada kami, lihat apa yang telah dilakukan negara ini terhadap kami dan lihat apa yang bisa kami berikan kembali bagi negara ini," imbuh Baerlie.
Para aktivis pendukung pengungsi telah mendesak Pemerintah Australia untuk menampung lebih banyak pengungsi Suriah, melebihi angka 12.000 yang ditetapkan saat ini. Sejumlah pemimpin bisnis yakin Australia memiliki kapasitas untuk menerima hingga 30.000 pengungsi. [ab/lt]