Di wilayah sekitar Washington DC, ibu kota Amerika, ada desakan untuk memberi warga muslim lebih banyak pilihan tempat makan selama bulan Ramadan. Gagasannya adalah agar restoran buka beberapa jam lebih lama selama bulan puasa, untuk mengakomodasi pelanggan muslim yang berpuasa.
Langkah demikian memberi muslim lebih banyak tempat untuk makan dan restoran dapat melayani lebih banyak pelanggan. Sejauh ini beberapa restoran telah bergabung dengan usaha itu dengan harapan lebih banyak restoran lain akan mengikuti jejak tersebut. Wartawan VOA Deborah Block melaporkan tentang prakarsa yang disebut 'Dine After Dark' atau “Makan Setelah Gelap” tersebut.
Di sebuah masjid di Falls Church, Virginia di luar kota Washington, D.C., umat Islam melakukan shalat magrib sebelum berbuka puasa setiap hari selama bulan Ramadan.
Setelah itu, sebagian pergi ke restoran untuk berbuka puasa bersama keluarga dan teman-teman setelah berpuasa sehari penuh. Yang menjadi masalah adalah banyak restoran yang sudah tutup.
Prakarsa baru yang disebut Dine After Dark (“Makan Setelah Gelap”) mendorong restoran-restoran agar tetap buka lebih lama sehingga warga muslim dapat menikmati lebih banyak pilihan bersantap malam selama bulan Ramadan.
Katherine Ashworth Brandt, seorang Kristen, muncul dengan gagasan itu.
Dia menjelaskan, “Saya hanya ingin ini menjadi praktik bisnis yang umum karena saya rasa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Saya kira kita perlu memperlakukan pelanggan dengan hormat dan penghargaan bagi mereka yang berpuasa selama Ramadan.”
Gagasan itu segera ditanggapi positif oleh restoran bernama Busboys and Poets, kata pemiliknya, Andy Shallal yang beragama Islam. Dia memiliki beberapa toko buku yang dipadu dengan restoran dan menghidangkan iftar.
Restoran-restoran Shallal sudah buka lebih malam, tetapi dia berharap dengan gagasan yang baik itu kini restoran-restoran yang selama ini tutup lebih awal bisa bergabung dengan ide 'Dine After Dark' untuk memperpanjang waktu buka selama Ramadan dan menjadikannya kebiasaan tahunan.
Andy Shallal, pemilik toko buku sekaligus restoran Busboys and Poets mengatakan, "Sebagai seorang Muslim, saya mengerti pentingnya Ramadan, betapa pentingnya bagi Muslim dan keluarga untuk berkumpul dan berbuka puasa bersama selama bulan puasa. Ini semua bukan soal makanan atau apa yang dihidangkan, ini berkenaan dengan rasa kebersamaan.”
Jumlah warga muslim sekitar 2 persen dari populasi wilayah Washington Raya, menurut Pew Research Center, sebuah lembaga penelitian non-partisan di Washington, D.C. Katherine Ashworth Brandt mengatakan Ramadan memberikan kesempatan menarik bagi pelanggan yang selama ini diabaikan.
Dia menambahkan, “Ini adalah konsep yang sama untuk menyediakan layanan tambahan selama liburan kepada pelanggan sehingga memberikan pengalaman yang lebih mengesankan.”
Shallal mengatakan dia menantikan hari ketika menghabiskan waktu berbuka puasa di restoran maupun di rumah akan menjadi hal biasa. (lt)