Rheina Adrianto adalah gadis cilik berusia 11 tahun yang memiliki talenta besar. Rheina juga adalah seorang ballerina atau pebalet dan dirinya mendapat kesempatan untuk tampil dalam pentas klasik akhir tahun yang bergengsi, "The Nutcracker". Rheina adalah satu-satunya pebalet diaspora Indonesia yang mendapatkan kesempatan ini.
"Saya mengikuti audisi untuk pentas "The Nutcraker" dan mendapatkan tiga peran: coffee lieutenant dan Rose Bar. Panitianya terkejut mengetahui saya orang Indonesia," ujarnya kepada VOA Indonesia.
Rheina yang tinggal di Gettysburg, Pennsylvania ini telah belajar balet sejak berusia tiga tahun. Saat ini dirinya berlatih dengan kelompok "encore star production" yang mengajarkan berbagai aliran tari seperti balet, tap jazz hingga hip hop. Walau harus berlatih setiap hari sambil membagi waktu sekolahnya, Rheina selalu tekun demi mencapai cita-citanya untuk menjadi seorang pebalet.
"Saya suka ballet karena gerakannya yang anggun dan saya juga bisa mengekspresikan perasaan saya melalui tarian," ujar Rheina.
Sedangkan Deb Heims, selaku direktur artistik dan koreografer "Encore star production" menyebut bahwa Rheina memiliki masa depan yang cerah karena Rheina kerap menerima pujian dari para juri kompetisi ballet yang diikutinya.
"Bagi kami selaku guru dan pelatih, kami sangat senang ketika murid kami mendapat pujian. Rheina sudah memiliki tubuh seperti pebalet, dia juga memiliki tekad untuk terus berkembang dan terus memperbaiki gerakannya. Jadi, tak ada alasan untuknya untuk tidak dapat meraih mimpi sebagai pebalet," komentar Deb.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Lavinia Reid, selaku direktur artistik di "Chambersburg Ballet Theater".
"Rheina harus terus fokus menari balet, karena hal itu akan memberikan sarana bagi dirinya untuk mengebangkan dan mengekspresikan diri,"
Dengan kerja keras dan tekad yang kuat, semoga kelak Rheina Adrianto dapat mewujudkan cita-citanya menjadi seorang penari ballet di panggung broadway.