Ribuan orang mendesak Hollywood untuk melarang penggunaan senjata api di lokasi syuting pada Minggu (24/10), tiga hari setelah aktor Alec Baldwin menembak mati sinematografer Halyna Hutchins dalam tragedi yang mengejutkan di lokasi syuting.
Sebuah upacara untuk mengenang Hutchins, 42, diadakan pada Minggu (24/10). Ia tertembak di bagian dada saat Baldwin menembak sebuah senjata properti dalam syuting film "Rust". Hutchins meninggal dunia tak lama setelah insiden yang terjadi pada Kamis (21/10) di New Mexico.
Sutradara Joel Souza, 48, yang berada di belakang Hutchins, terluka dan dirawat inap, kemudian diperbolehkan pulang.
Polisi masih menyelidiki insiden itu, yang memicu spekulasi intens di media sosial mengenai bagaimana kecelakaan semacam itu bisa terjadi, meskipun sudah ada protokol keamanan senjata yang ketat di lokasi syuting.
Sebuah petisi di situs change.org telah mengumpulkan lebih dari 15.000 tanda tangan hingga Minggu (24/10). Petisi itu menyerukan larangan senjata api berpeluru tajam di lokasi syuting dan kondisi kerja yang lebih baik.
"Tak ada alasan sesuatu seperti ini terjadi pada abad ke-21," tulisan petisi yang digagas oleh Bandar Albuliwi, seorang penulis skenario dan sutradara.
Dave Cortese, yang merupakan anggota Partai Demokrat di Senat California, mengeluarkan pernyataan pada Sabtu (23/10) yang berbunyi bahwa "terdapat keperluan mendesak untuk menanggapi penyalahgunaan dan pelanggaran keamanan di lokasi produksi teater, termasuk kondisi berisiko tinggi yang tak perlu seperti penggunaan senjata api berpeluru tajam."
Ia mengatakan akan mendorong Rancangan Undang-undang yang melarang penggunaan amunisi tajam di lokasi syuting di California.
Sehari setelah insiden itu, drama polisi Los Angeles "The Rookie" langsung melarang semua amunisi tajam dari lokasinya, menurut The Hollywood Reporter.
Baldwin bekerja sama dalam penyelidikan polisi. [vm/jm]