Koordinator Perempuan Mahardika, Mutiara Ika Pratiwi mengkritisi rencana penggantian seragam anggota Paskibraka Nasional 2019 dari yang sebelumnya menggunakan rok menjadi celana panjang. Rencana penggantian ini diusulkan Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Asrorun Niam Sholeh.
Menurut Ika, pengantian rok tersebut dapat mengurangi semangat keberagaman yang sedang dibangun bangsa Indonesia.
"Sangat disayangkan karena ini adalah momen yang kita tunggu-tunggu sebagai bangsa dan akan ditonton oleh banyak orang. Artinya itu mencerminkan nilai, kami ingin mengkritisi dari aspek kemerdekaan kita yang dibangun dari ragam orang dan etnik," jelas Ika kepada VOA, Selasa (30/7).
Sementara itu, Sekjen Pusat Purna Paskibraka Indonesia Eris Anwar Firdaus berpendapat secara teknis penggunaan rok dan celana panjang memungkinkan untuk digunakan untuk anggota Paskibraka putri. Karena itu, ia berharap pemerintah mengkaji terlebih dahulu rencana tersebut sebelum mengambil keputusan.
"Kalau ada wacana menggunakan celana, bagi kami sih sebaiknya ada simulasi dulu, setelah itu dibuat kajian baru, diresmikan dan diformalkan menggunakan perubahan sesuai hasil simulasi," jelas Eris.
Eris menambahkan beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam kajian perubahan kebijakan ini antara lain yaitu kemudahan bergerak anggota Paskibraka dan estetika.
Istana Putuskan Rok Masih Dipakai Anggota Putri
Menteri Sekretariat Negara Pratikno selaku Ketua Nasional Pelaksana Hari-Hari Besar Nasional telah memutuskan anggota Paskibraka putri yang tak berjilbab tetap memakai rok. Sedangkan untuk celana panjang dipakai anggota yang berjilbab.
Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Setya Utama mengatakan kebijakan tersebut diambil karena anggota Paskibraka Nasional 2019 putri beragam yakni 22 anggota memakai jilbab dan 12 lainnya tidak memakai jilbab.
Ini tidak jauh berbeda dengan para undangan peringatan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2019 yang juga menggunakan baju daerah yang beragam.
"Jadi untuk anggota Paskibraka kita putuskan bagi yang memakai hijab (jilbab) memakai celana panjang dan yang tidak pakai hijab masih memakai rok. Ini penting supaya menjelaskan kebijakan kami," jelas Setya Utama di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (30/7).
Setya menambahkan kebijakan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2018 tentang Tata Pakaian pada Upacara Kenegaraan dan Acara Resmi yang membolehkan penggunaan rok dan celana panjang bagi perempuan.
Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh yang mengusulkan penggunaan celana panjang belum menanggapi pertanyaan dari VOA terkait wacana ini. Namun melalui website resmi kemenpora, Asrorun menyatakan usulan tersebut hanya untuk menertibkan pelaksaan upacara dan penyesuaian aturan.
Ia juga menyebut usulan tersebut bukan hanya berasal dari pihaknya, namun sudah disepakati dalam rapat koordinasi pelaksanaan pendidikan dan latihan Paskibraka pada 12 Juli 2019 dengan pihak-pihak terkait. [sm/ab]