Sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa satu roket menghantam dekat kedutaan besar Amerika di Baghdad, Irak, Selasa (19/5) pagi. Insiden itu adalah yang pertama di zona keamanan tinggi dalam beberapa pekan.
Menurut sumber itu, ledakan terdengar di seluruh ibu kota Irak dan memicu sirene keamanan di kompleks kedutaan besar Amerika, tetapi tidak menimbulkan korban.
Hingga berita ini diturunkan belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan itu menyusul lebih dari dua lusin serangan serupa terhadap kepentingan Amerika di Irak sejak Oktober. Amerika menuduh serangan-serangan itu dilakukan oleh faksi-faksi yang didukung oleh Iran di antara pasukan keamanan Irak.
Serangkaian tembakan roket, yang telah menewaskan personel bersenjata Amerika, Inggris dan Irak, membuat hubungan antara Baghdad dan Washington, makin tegang.
Pada Minggu (17/5), pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Amerika “tidak akan tinggal di Irak atau Suriah dan harus mundur dan pasti akan diusir.”
Koalisi pimpinan Amerika telah menarik pasukan berkekuatan 7.500 personel di Irak tahun ini, menyusul menurunnya ancaman dari ISIS dan kesulitan melatih pasukan Irak karena penyebaran virus corona. [lt/pp]
