Ratusan migran asal Amerika Tengah telah memulai perjalanan panjang mereka dengan berjalan kaki dengan harapan mereka dapat mencapai Amerika Serikat.
Associated Press melaporkan iring-iringan itu meninggalkan San Pedro Sula, Honduras, Rabu malam, menuju perbatasan Guatemala, yang dibuka kembali dua pekan silam, setelah pembatasan perjalanan selama berbulan-bulan untuk memperlambat penyebaran virus corona.
Meskipun lebih kecil daripada rombongan-rombongan sebelumnya belakangan ini yang mencapai ribuan orang, kelompok ini telah menarik perhatian di Meksiko dan AS.
Cuitan dari Kedutaan Besar AS di Honduras pada hari Rabu (30/9) tampaknya dimaksudkan untuk menghentikan perjalanan mereka. Pesan dalam cuitan itu menyebutkan bahwa migrasi ke AS jauh lebih sulit daripada sebelumnya dan lebih berbahaya karena virus corona.
Edwin Omar Molina, migran berusia 17 tahun asal Honduras mengatakan bahwa pandemi memang membuatnya takut. Namun, apabila ia tetap di negaranya ia juga akan terinfeksi.
Meksiko dalam suatu pernyataan mengemukakan akan memastikan aktivitas para migran itu legal dan tidak mengganggu.
Arus migran Amerika Tengah yang menuju ke utara telah melamban selama pandemi, tetapi para pakar migrasi mencatat bahwa faktor-faktor dan kondisi yang mendorong orang meninggalkan kawasan itu belum mereda. [uh/ab]