Serangan rudal balistik Rusia di ibu kota Ukraina, Kyiv, Jumat (20/12) dini hari menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai sembilan lainnya, kata sejumlah pejabat. Moskow mengklaim serangan itu sebagai respons atas serangan Ukraina di wilayah Rusia yang menggunakan senjata buatan Amerika.
Sedikitnya tiga ledakan keras terdengar di Kyiv sesaat sebelum matahari terbit. Angkatan udara Ukraina mengatakan pihaknya mencegat lima rudal balistik jarak pendek Iskander yang ditembakkan ke kota itu. Serangan itu melumpuhkan pemanas di 630 bangunan tempat tinggal, 16 fasilitas medis, dan 30 sekolah dan taman kanak-kanak, kata pemerintah kota, dan puing-puing rudal yang jatuh menyebabkan kerusakan dan memicu kebakaran di tiga distrik.
"Kami meminta warga untuk segera menanggapi laporan ancaman serangan balistik, karena waktu untuk mencari tempat berlindung sangat terbatas," kata angkatan udara Ukraina.
Selama hampir tiga tahun sejak perang dimulai, Rusia secara teratur membombardir wilayah sipil Ukraina, sering kali dalam upaya melumpuhkan jaringan listrik dan membuat warga Ukraina gelisah. Sementara itu, Ukraina, yang berjuang menahan pasukan Rusia yang lebih besar di garis depan, telah berupaya menyerang infrastruktur Rusia yang mendukung upaya perang negara itu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan itu merupakan tanggapan terhadap serangan rudal Ukraina di wilayah perbatasan Rostov Rusia dua hari sebelumnya. Serangan itu menggunakan enam Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat buatan Amerika, yang dikenal sebagai ATACMS, rudal dan empat rudal peluncur udara Storm Shadow yang disediakan oleh Inggris, katanya.
Hari itu, Ukraina mengklaim telah menargetkan kilang minyak Rostov sebagai bagian dari kampanyenya untuk menyerang infrastruktur Rusia yang mendukung upaya perang negara itu.
Penggunaan senjata yang dipasok Barat untuk menyerang Rusia telah membuat Kremlin berang. Ukraina menembakkan beberapa rudal jarak jauh yang dipasok Amerika ke Rusia untuk pertama kalinya pada 19 November, setelah Washington melonggarkan pembatasan penggunaannya.
Perkembangan itu mendorong Rusia untuk menggunakan rudal hipersonik baru, yang disebut Oreshnik, untuk pertama kalinya. Presiden Vladimir Putin menyarankan rudal itu dapat digunakan untuk menarget gedung-gedung pemerintah di Kyiv, meskipun belum ada laporan tentang Oreshnik yang digunakan untuk kedua kalinya.
Menanggapi serangan Ukraina di Rostov pada hari Rabu, Kementerian Pertahanan mengatakan pihaknya melakukan serangan kelompok dengan "senjata jarak jauh berpresisi tinggi" di pusat komando badan intelijen militer Ukraina dan lokasi lain tempat sistem rudal Neptune Ukraina dirancang dan diproduksi.
Serangan itu juga menargetkan sistem rudal jelajah berbasis darat Ukraina dan sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat, kata Kementerian Pertahanan.
"Tujuan serangan telah tercapai. Semua objek terkena serangan," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah posting Telegram. Klaimnya tidak dapat segera diverifikasi. [es/ft]