Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan akan konsekuensi serangan militer terhadap Suriah, sementara menteri luar negerinya bersiap-siap untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry untuk membahas gagasan Moskow untuk mengakhiri ancaman senjata kimia Suriah.
Putin menekankan dalam artikel opini harian New York Times perlunya bekerja sama melalui PBB dan tidak melakukan tindakan militer sepihak untuk mengatasi konflik di Suriah. Menurut Putin, serangan militer Amerika akan meningkatkan kekerasan dan melepaskan gelombang baru terorisme, dan dapat berpengaruh buruk terhadap usaha untuk menanggulangi program nuklir Iran dan proses perdamaian Israel-Palestina.
Putin juga mengatakan ada alasan kuat untuk meyakini bahwa laskar oposisi merupakan orang-orang yang bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia di Suriah, dalam usaha untuk menarik tindakan militer dari luar. Amerika Serikat menuduh pemerintah Suriah menggunakan gas racun terhadap kaum sipil.
Sementara itu, Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan mengadakan pertemuan hari Kamis (12/9) di Jenewa, untuk membahas rincian gagasan Rusia yang mengharuskan Suriah menyerahkan senjata kimianya kepada PBB.
Pimpinan Tentara Pembebasan Suriah, Salim Idris, menolak usul Rusia dalam video yang dimuat online, dengan mengatakan masyarakat internasional hendaknya tidak hanya menyingkirkan senjata kimia tersebut, tetapi juga menghukum orang-orang yang bertanggung jawab karena menggunakannya.
Presiden Barack Obama pekan ini secara berhati-hati mendukung prakarsa diplomatik Rusia, tetapi mengatakan militer Amerika akan siap bertindak jika diplomasi gagal.
Putin menekankan dalam artikel opini harian New York Times perlunya bekerja sama melalui PBB dan tidak melakukan tindakan militer sepihak untuk mengatasi konflik di Suriah. Menurut Putin, serangan militer Amerika akan meningkatkan kekerasan dan melepaskan gelombang baru terorisme, dan dapat berpengaruh buruk terhadap usaha untuk menanggulangi program nuklir Iran dan proses perdamaian Israel-Palestina.
Putin juga mengatakan ada alasan kuat untuk meyakini bahwa laskar oposisi merupakan orang-orang yang bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia di Suriah, dalam usaha untuk menarik tindakan militer dari luar. Amerika Serikat menuduh pemerintah Suriah menggunakan gas racun terhadap kaum sipil.
Sementara itu, Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan mengadakan pertemuan hari Kamis (12/9) di Jenewa, untuk membahas rincian gagasan Rusia yang mengharuskan Suriah menyerahkan senjata kimianya kepada PBB.
Pimpinan Tentara Pembebasan Suriah, Salim Idris, menolak usul Rusia dalam video yang dimuat online, dengan mengatakan masyarakat internasional hendaknya tidak hanya menyingkirkan senjata kimia tersebut, tetapi juga menghukum orang-orang yang bertanggung jawab karena menggunakannya.
Presiden Barack Obama pekan ini secara berhati-hati mendukung prakarsa diplomatik Rusia, tetapi mengatakan militer Amerika akan siap bertindak jika diplomasi gagal.