Pernyataan dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tersebut dikemukakan setelah pertemuan hari Kamis (1/12) dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, yang mengatakan kedua diplomat itu telah sepakat mengenai pentingnya mencapai gencatan senjata di Suriah.
Rusia dan Turki mendukung pihak yang berbeda dalam konflik itu. Rusia adalah sekutu kuat Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Turki mendukung pemberontak yang telah lima tahun lebih berusaha menyingkirkan Assad.
Kampanye militer Suriah di Aleppo, yang mencakup serangan udara Rusia, telah meningkatkan kekhawatiran internasional mengenai keselamatan warga sipil di daerah bagian timur kota itu yang dikuasai pemberontak. Suriah telah lama menyebut pejuang oposisi di sana dan di tempat-tempat lainnya sebagai “teroris.”
Kepala bidang kemanusiaan PBB Stephen O'Brien meminta negara-negara yang berpengaruh agar berbuat maksimal untuk melindungi warga sipil di Aleppo Timur, guna mencegah bekas kota terbesar di Suriah itu menjadi kuburan raksasa.
O'Brien mengatakan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan hari Rabu bahwa sekitar 25 ribu orang telah mengungsi dari daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Aleppo Timur sejak Sabtu, tetapi jumlah tersebut berubah setiap jam dan setiap hari.
"Kemungkinan besar ribuan lagi yang akan mengungsi kalau pertempuran menyebar dan meningkat dalam beberapa hari mendatang,” katanya kepada Dewan melalui saluran video dari London.
Sementara perhatian dunia terpusat pada lebih dari 250 ribu warga sipil yang terperangkap di Aleppo Timur, O'Brien menekankan bahwa ada 700 ribu orang lagi di daerah-daerah terkepun lainnya di Suriah.
“Mereka terperangkap, ketakutan. Musim dingin menjelang dan mereka menyaksikan peristiwa-peristiwa mengerikan di Aleppo sambil bertanya-tanya apakah saya akan menjadi korban berikutnya,” kata O’Brien.
Ia meminta Dewan Keamanan agar mengatasi perpecahan yang telah lama berlangsung mengenai Suriah, guna menghentikan kekejaman dan mencegah nasib serupa menimpa warga Suriah lainnya.”
Ia mengemukakan tiga hal yang sangat penting, yaitu, perlindungan bagi warga sipil, akses tanpa hambatan bagi para petugas bantuan, dan mengakhiri pengepungan. [uh/ab]