Jatuhnya pelabuhan Mariupol di Ukraina ke tangan Rusia tampaknya akan segera menjadi kenyataan setelah Ukraina bergerak untuk meninggalkan pabrik baja yang luas di kota itu Selasa (17/5), dan ratusan pejuang Kyiv yang telah bersembunyi di sana menyerahkan diri kepada pasukan Rusia dalam kesepakatan yang dicapai oleh pihak-pihak yang bertikai.
Direbutnya Mariupol, sebuah kota berpenduduk 430.000 orang yang terletak di pantai utara Laut Azov, akan menjadi keberhasilan terbesar Rusia dalam serangannya di Ukraina yang telah berlangsung hampir selama tiga bulan.
Tetapi Rusia masih berjuang untuk merebut lebih banyak wilayah di Ukraina timur dan sejauh ini telah gagal menggulingkan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy atau merebut wilayah ibu kota, Kyiv.
Di bawah serangan Rusia yang berlangsung terus-menerus, yang diperkirakan telah menewaskan 20.000 warga sipil di Mariupol, sebagian besar wilayah kota itu telah menjadi puing-puing. Sisanya terletak di antara daratan Rusia dan Semenanjung Krimea, yang direbut Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Lebih dari 260 pejuang Ukraina – sebagian dari mereka terluka parah dan terbaring di atas tandu – meninggalkan reruntuhan pabrik baja Azovstal pada Senin (16/5) dan menyerahkan diri kepada pasukan Rusia. Pihak berwenang Ukraina mengatakan mereka masih bekerja untuk memindahkan tentara yang tersisa dari pabrik baja itu, tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih ada di sana.
Rusia menyebut operasi itu sebagai penyerahan massal. Sebaliknya, pihak Ukraina mengatakan pasukannya telah menyelesaikan misi mereka.
“Ukraina membutuhkan pahlawan Ukraina untuk hidup. Ini prinsip kami,” kata Zelenskyy ketika mengumumkan bahwa pasukan telah mulai meninggalkan pabrik, yang dilengkapi dengan terowongan dan bunker era Perang Dingin.
Tidak jelas apa yang akan terjadi pada para pejuang Ukraina. Seorang pejabat Rusia meragukan pertukaran tahanan skala penuh.
Lima puluh tiga pejuang yang terluka parah dibawa ke sebuah rumah sakit di Novoazovsk, di timur Mariupol, kata Wakil Menteri Pertahanan Anna Malyar. Novoazovsk berada di bawah kendali pasukan Rusia dan separatis yang didukung Rusia.
Sebanyak 211 pejuang lainnya dibawa ke kota Olenivka, sebuah daerah yang juga dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia, kata Malyar. Dia menambahkan bahwa para pengungsi akan menjadi target pertukaran tahanan dengan Rusia. [lt/em]