Rusia telah memperingatkan pihaknya bisa mengambil tindakan sepihak mulai hari Selasa (22/3) terhadap mereka yang melanggar penghentian permusuhan di Suriah yang telah berlangsung selama hampir sebulan.
Pernyataan itu disampaikan setelah adanya keluhan bahwa Amerika lamban untuk bekerja sama dengan Rusia dalam perumusan aturan untuk bersama-sama memantau pelanggaran.
Kedua negara berperan penting dalam penghentian pertempuran yang berlaku bagi pejuang pro-pemerintah dan pemberontak, tapi bukan serangan-serangan terhadap kelompok-kelompok teror.
Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura, yang memimpin pembicaraan damai untuk minggu kedua dengan pihak-pihak yang berperang di Suriah, hari Senin mengatakan ia prihatin atas setiap keretakan dalam kerjasama Amerika-Rusia.
Dia mengatakan gencatan senjata dan peningkatan dalam bantuan kemanusiaan sebagian besar bertahan, tapi dia khawatir keadaan itu tidak dapat dipertahankan jika tidak ada kemajuan dalam transisi politik untuk Suriah.
PBB telah menyusun rencana dasar yang mencakup konstitusi baru dan pemilihan. Masa depan Presiden Bashar al-Assad telah menjadi pangkal perdebatan utama antara pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya yang mengatakan dia tidak harus meninggalkan kekuasaan bagi negara itu untuk mencapai kedamaian, sedangkan oposisi dan para pendukungnya mengatakan ia harus meninggalkan kekuasaan.
Kepala delegasi Suriah dalam pembicaraan perdamaian itu, Bashar al-Jaafari, menegaskan kembali sikap pemerintah, dan mengatakan masa depan Assad “tidak ada hubungannya” dengan negosiasi itu. [lt]