Ratusan migran – yang kebanyakan warga Suriah – yang melarikan diri dari perang saudara selama lima tahun di negara itu, masih terus berdatangan di pulau-pulau Yunani hari Minggu (20/3) dengan menggunakan kapal-kapal reot, meskipun ada perjanjian untuk mengirim kembali para migran itu ke Turki.
Beberapa saksi mata mengatakan hampir 900 pengungsi – termasuk warga Suriah, Irak dan Afghanistan – tiba di empat pulau di Yunani Minggu malam. Pihak berwenang mengatakan dua laki-laki Suriah ditemukan meninggal di dalam satu perahu dan dua anak perempuan tenggelam di dekat pulau Rhodes. Kelompok Bulan Sabit Merah melaporkan sembilan migran lainnya tewas di lepas pantai Libya.
Berdasarkan perjanjian yang disepakati Uni Eropa dan Turki hari Jum’at lalu (18/3), setelah tanggal 20 Maret maka seluruh migran – termasuk warga Suriah – yang tiba di Yunani dari Turki lewat laut akan dipulangkan ke Turki begitu mereka terdaftar dan klaim pencari suaka mereka diproses.
Tetapi beberapa pejabat memperingatkan bahwa prosedur pemulangan itu tidak akan terjadi sebelum tanggal 4 April dan negara-negara Eropa telah mengirim hampir 4.000 staff – termasuk hakim, penerjemah dan penjaga keamanan – untuk mengatur klaim migran secara perorangan.
Perjanjian itu juga mensyaratkan Turki – yang sudah menampung lebih dari 2,5 juta pengungsi Suriah – untuk meningkatkan upaya-upaya di dalam negeri guna memberantas migrasi ilegal. Untuk itu, Uni Eropa menjanjian bantuan hingga 6,6 milyar dolar guna mengatasi krisis di dalam Turki.
Migran yang tiba di Yunani sebelum Minggu pagi (20/3) akan diproses berdasarkan aturan hukum yang lama, yang menyatakan untuk setiap satu warga Suriah yang ditempatkan di negara Eropa, satu warga Suriah lain akan dipulangkan ke Turki. [em]