Menteri Luar Negeri Rusia menyatakan negaranya dapat membantu Inggris menyelidiki kasus peracunan terhadap seorang mantan agen Rusia di Inggris, tetapi ia juga menyatakan ketidaksenangannya atas kecurigaan yang ditujukan terhadap Moskow.
Pernyataan Sergey Lavrov di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, itu muncul sementara para penyidik Inggris berupaya mengungkap kasus peracunan Sergei Skripal dan anak perempuannya dengan gas saraf. Skripal, mantan agen intelijen militer Rusia, dinyatakan bersalah pada tahun 2006 karena mematai-matai Inggris dan dibebaskan pada tahun 2010.
Baca juga: Polisi Inggris: Gas Saraf Digunakan untuk Racuni Mantan Agen Rusia
Kantor berita Tass mengutip Lavrov yang menyatakan “apakah ini peracunan terhadap sejumlah subjek di Inggris, apakah ini gossip mengenai campur tangan dalam kampanye pemilu Amerika, jika bantuan benar-benar diperlukan, maka kami siap mempertimbangkan kemungkinan membantu.”
Akan tetapi, lanjutnya, untuk dapat melakukan hal itu, perlu untuk tidak segera tampil memenuhi layar-layar TV dengan tuduhan-tuduhan tak berdasar.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Amber Rudd mengunjungi kota Salisbury, tempat di mana Skripal tak sadarkan diri setelah menjadi sasaran serangan gas saraf yang tidak diungkapkan persisnya.
Inggris bertekad mengambil tindakan keras terhadap siapapun yang bertanggungjawab atas serangan nekad dan ceroboh itu.
Polisi Wiltshire menyatakan sekitar 21 orang, termasuk Skripal dan putrinya, mendapat perawatan setelah serangan itu. Tetapi otorita kesehatan Inggris menyatakan kecil sekali risiko serangan itu terhadap kalangan yang lebih luas. Skripal dan putrinya masih dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat. [uh]