Pejabat-pejabat Kementerian Pertahanan Rusia hari Rabu (2/12) menyampaikan apa yang mereka sebut sebagai bukti keterlibatan Turki dalam perdagangan minyak ilegal dengan kelompok teroris ISIS, dan menuding para pejabat tinggi Turki – termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dan anggota keluarganya – telah berkomplot.
Dalam penjelasan singkat di Moskow, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov menyebut ISIS “pemimpin sesungguhnya” teror internasional dan bahwa kelompok ISIS di Suriah menghasilkan sekitar dua milyar dolar per tahun dari perdagangan minyak illegal, yang kemudian digunakan untuk merekrut dan mempersenjatai teroris “di seluruh dunia”.
“Itulah sebabnya ISIS sangat melindungi infrastruktur produksi minyak ilegal di Suriah dan Irak”, ujar Antonov. “Pelanggan utama hasil minyak curian – yang sesungguhnya merupakan milik Suriah dan Irak – adalah Turki. Demikian menurut informasi yang kami terima. Pemimpin-pemimpin tertinggi di Turki – yaitu Presiden Edrogan dan keluarganya – terlibat dalam bisnis kriminal ini”, tambah Antonov.
Namun, dalam konferensi pers itu belum ditunjukkan bukti bahwa Erdogan atau anggota keluarganya terlibat dalam perdagangan minyak ISIS tersebut.
Erdogan mengecam keras tuduhan terbaru Rusia itu.
“Tidak seorang pun bisa memfitnah Turki dengan mengatakan Turki membeli minyak dari ISIS," bantah Erdogan ketika melawat ke Qatar.
Klaim terakhir Rusia ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Turki pasca ditembak jatuhnya sebuah pesawat tempur Rusia yang dinilai melanggar batas wilayah udara Turki. Tuduhan itu telah dibantah Rusia. [em]