Seorang penulis nasionalis terkemuka Rusia, Zakhar Prilepin, menderita luka-luka dalam sebuah serangan bom mobil yang menewaskan sopirnya pada Sabtu (6/5). Para penyelidik mengatakan seorang tersangka yang ditahan mengaku melakukan hal tersebut atas perintah pihak Ukraina.
Serangan itu terjadi tiga hari setelah Kremlin mengatakan Ukraina berusaha menyerang Kremlin dengan pesawat nirawak. Namun Kyiv membantah tudingan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Ukraina dan negara-negara Barat pendukungnya, khususnya Amerika Serikat (AS), atas serangan bom mobil itu. Penulis yang terluka dalam serangan tersebut diketahui sebagai seorang pendukung kuat agresi militer Moskow di Ukraina.
Layanan keamanan Ukraina, dalam tanggapan standarnya, menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya. Seorang pejabat senior Ukraina menuduh Rusia yang merencanakan insiden tersebut.
Komite Investigasi negara Rusia mengatakan mobil Audi Q7 milik Prilepin diledakkan di sebuah desa di wilayah Nizny Novgorod, sekitar 400 km timur Moskow. Prilepin dilarikan ke rumah sakit. Rusia menyebut insiden tersebut sebagai aksi terorisme.
Komite merilis sebuah foto yang menunjukkan kendaraan putih tergeletak terbalik di sebuah jalur di samping hutan, dengan bongkahan lubang yang dalam di sampingnya dan potongan logam berserakan di dekatnya.
Komite kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan penyelidik sedang menanyai tersangka yang diidentifikasi sebagai Alexander Permyakov.
"Tersangka ditahan, dan selama interogasi, dia memberikan kesaksian bahwa dia bertindak atas instruksi dari dinas khusus Ukraina," kata pernyataan itu.
Gubernur wilayah Nizhny Novgorod, Gleb Nikitin, mengatakan di Telegram bahwa tim dokter berhasil mengoperasi Prilepin. Ia saat ini dibius untuk membantu proses pemulihan.
Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam sebuah pernyataan di situs webnya mengatakan: "Pertanggungjawaban untuk (insiden) ini dan tindakan teroris lainnya tidak hanya terletak pada otoritas Ukraina, tetapi juga bos Barat mereka, Amerika Serikat sebagai contoh pertama...."
Rusia mengatakan ketidakmampuan Washington untuk mengecam tragedi ini dan serangan lainnya adalah "mengungkap diri sendiri" bagi pemerintah AS.
Kantor berita negara TASS mengutip sumber-sumber keamanan mengatakan tersangka adalah "penduduk asli Ukraina" yang pernah dipidana karena melakukan perampokan dengan kekerasan.
Mykhailo Podolyak, penasihat senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia yakin pihak berwenang Rusia melakukan serangan itu.
"Semua orang mengerti bahwa ini semua adalah drama yang dipentaskan," kata Podolyak kepada televisi Ukraina. "Ini dipentaskan dan pengeboman di Kremlin ditujukan untuk penonton domestik."
Novelis yang terluka itu adalah tokoh pro-perang terkemuka ketiga yang menjadi sasaran bom sejak invasi besar-besaran Moskow ke tetangganya pada Februari 2022. [ah/ft]
Forum