Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (14/12) mengatakan bahwa akan ada perdamaian di Ukraina apabila negaranya telah mencapai tujuannya, dan tujuan itu tetap tidak berubah.
Dua bulan menjelang peringatan dua tahun peluncuran invasi skala penuh Rusia terhadap Ukraina, Putin menegaskan kembali bahwa Rusia sedang mengupayakan “de-Nazifikasi, demiliterisasi dan status netral” bagi Ukraina. Ia mengemukakan itu dalam konferensi pers akhir tahunnya.
Rusia menegaskan bahwa pemerintah Ukraina sangat dipengaruhi oleh kelompok-kelompok nasionalis radikal dan neo-Nazi. Ini dikesampingkan oleh Ukraina dan sekutu-sekutu Baratnya yang menyebutnya sebagai dalih tak berdasar untuk melakukan invasi.
Putin juga menuntut agar Ukraina tidak bergabung dengan NATO. NATO telah berulang kali mengatakan bahwa masing-masing negaralah – bukan Rusia – yang memutuskan apakah mereka ingin bergabung. Invasi Rusia telah mendorong dua negara, Swedia dan Finlandia, untuk meluncurkan upaya menjadi anggota NATO. Finlandia telah diterima pada April lalu sedangkan Swedia masih menunggu persetujuan akhir dari Turki dan Hongaria.
Berbicara pada hari Kamis, pada waktu yang bersamaan dengan Putin, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan di Brussels bahwa pemimpin Rusia itu tidak menunjukkan tanda-tanda sedang mempersiapkan perdamaian.
Stoltenberg mengatakan satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina adalah dengan meyakinkan Putin bahwa ia tidak akan menang di medan tempur, dan agar para sekutu terus mendukung Ukraina.
“Jika Putin menang di Ukraina, ada risiko nyata bahwa agresinya tidak berhenti di sini,” kata Stoltenberg.
Pemimpin NATO itu menyambut baik apa yang ia sebut sebagai “komitmen nyata untuk Ukraina” dari Presiden AS Joe Biden dan desakan pemerintahannya untuk memberikan bantuan yang sangat diperlukan untuk Ukraina.
Biden telah mengusulkan paket bantuan yang mencakup dana senilai $61 miliar untuk Ukraina. Tetapi legislasi itu menghadapi penolakan dari beberapa anggota fraksi Republik di Kongres yang mendesakkan langkah-langkah untuk imigrasi dan keamanan di perbatasan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melakukan perjalanan ke Washington pekan ini untuk mengajukan langsung permohonannya kepada presiden Biden dan para legislator bahwa bantuan itu sangat penting bagi upaya perang Ukraina.
Militer Ukraina pada Kamis (14/12) mengatakan bahwa Rusia menyerang dengan drone dan rudal pada malam sebelumnya. Sementara itu Rusia melaporkan serangan udara Ukraina yang menargetkan Moskow beberapa jam sebelum Presiden Vladimir Putin dijadwalkan mengadakan konferensi pers akhir tahunnya.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 41 dari 42 drone yang diluncurkan pasukan Rusia, kebanyakan di atas wilayah Odesa di Ukraina Selatan.
Gubernur Odesa Oleh Kiper mengatakan di aplikasi perpesanan Telegram bahwa puing-puing drone yang ditembak jatuh itu merusak beberapa bangunan, termasuk di antaranya sebuah asrama. Ia mengatakan sedikitnya 11 orang cedera.
Kiper mengatakan pasukan Rusia juga menyerang infrastruktur pelabuhan di daerah Izmail, yang berlokasi di sisi Sungai Danube, sehingga menghancurkan beberapa gudang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Rabu malam pertahanan udaranya menghancurkan sembilan drone Ukraina di atas wilayah Moskow dan Kaluga.
Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin melaporkan bahwa dua drone di antaranya ditembak jatuh di dekat Naro-Fomink, kota di sebelah barat daya ibu kota Rusia itu. Sobyanin mengatakan tidak ada laporan mengenai kerusakan atau jatuhnya korban. [uh/ab]
Forum